REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru menemukan bahan kimia tambahan dari ban mobil terdeteksi pada sayuran hijau. Studi yang dilakukan peneliti dari Centre for Microbiology and Environmental Systems Science di University of Vienna ini dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Environmental Science.
Peneliti mengatakan bahan kimia tambahan pada ban mobil berakhir di lahan pertanian melalui proses presipitasi di atmosfer. Sayuran hijau menyerapnya melalui irigasi dengan air limbah yang telah diolah dan penggunaan lumpur limbah sebagai pupuk.
“Zat-zat kimia itu dapat diserap oleh tanaman dan dengan demikian juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia,” kata pemimpin studi, Thilo Hofmann, dilansir New York Post, Jumat (7/6/2024).
Ban mobil mengandung campuran zat untuk membuatnya lebih tahan lama dan meningkatkan kinerja. Sekitar 5 hingga 15 persen dari zat-zat ini adalah bahan kimia tambahan yang mengkontaminasi sayuran.
“Toksisitas partikel ban dan keausan jalan raya terkait dengan zat aditif organik dan produk transformasi yang terkait,” kata Anya Sherman, mahasiswa PhD di Centre for Microbiology and Environmental Systems Science dan penulis pertama studi.
Para peneliti menganalisis sayuran dari Swiss, kemudian menghitung asupan harian masyarakat untuk menentukan berapa banyak bahan kimia yang mereka konsumsi. “Kami memeriksa sampel asli dari supermarket di Swiss,” kata Hofmann.
Untungnya, konsentrasi aditif ban terbilang rendah. Bergantung pada pola makan seseorang, asupan harian mereka mungkin 12 hingga 1.296 nanogram zat aditif yang disebut benzothiazole dan 0,06 hingga 2,6 nanogram 6PPD, yang merupakan racun bagi ikan tertentu, seperti salmon coho.
Para peneliti mengatakan konsentrasi zat aditif ban dalam sayuran mirip dengan jumlah residu pestisida, yang menurut penelitian sebelumnya, juga masuk ke dalam sayuran hijau. "Meskipun konsentrasi dan asupan hariannya relatif rendah, zat aditif dari ban mobil masih ditemukan dalam makanan. Itu bukan tempat yang seharusnya,” kata Hofmann. Hofmann mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui dampak bahan tambahan makanan ini terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.