REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Pasaman Barat, Sumatra Barat, Risnawanto mengaku prihatin dengan tertangkap tangannya kader senior partai oleh KPK pada Kamis (9/4) malam. Hal itu terjadi di tengah hajatan besar lima tahunan partai banteng moncong putih, yaitu Kongres IV PDI-P di Inna Grand Beach Hotel, Sanur, Denpasar, Bali yang masih berlangsung hingga 12 April mendatang.
"Kader manapun yang melakukan hal tersebut berarti telah melanggar dua hal sekaligus, yaitu aturan partai dan ideologi partai," kata Risnawanto kepada Republika di Sanur, Denpasar, Jumat (10/4).
Risnawanto memaparkan bahwa setiap kader PDI-P yang menjabat di pusat dan daerah pasti menandatangani pakta integritas. Secara internal, kader tersebut harus mematuhi aturan partai yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Secara eksternal, ujar Risnawanto, kader harus mematuhi ideologi partai, yaitu Pancasila dan UUD 1945. Akibatnya, sanksi organisasi pasti diterapkan atas kader yang melanggar.
KPK menangkap kader partai pemenang pemilu presiden 2014 ini disalah satu hotel mewah di Sanur, Bali, Kamis (9/4) malam. Kader bernama Adriansyah itu merupakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P Kalimantan Selatan periode 2010-2015.
Adriansyah saat ini duduk di Senayan sebagai anggota DPR. Dia juga pernah dua periode menjabat sebagai Bupati Tanah Laut, yaitu 2003-2008 dan 2008-2013.