REPUBLIKA.CO.ID, PANAMA -- Pertemuan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dengan pemimpin Kuba Raul Castro, digembar-gemborkan sebagai 'titik balik' dalam perbaikan hubungan kedua negara. Ini dilakukan setelah keduanya mengadakan pertemuan bersejarah di Panama.
Laman Aljazirah melaporkan pada Ahad (12/4), Obama mengatakan dalam konferensi pers setelah pertemuan, mereka telah melakukan diskusi yang jujur dan menghasilkan. Menurut Obama, mayoritas warga kedua negara juga mendukung hubungan lebih erat.
Obama mengatakan, mencairnya hubungan kedua negara dapat membuka kerjasama dalam perdagangan dan wisata. Ke depannya menurut Obama, ini akan menjadi hal baik bagi warga kedua negara.
"Pesan saya kepada semua orang bahwa Perang Dingin telah berakhir," ungkapnya.
Presiden AS itu juga mengatakan, hubungan akan membaik tak berarti tak ada perpecahan antara kedua negara terkait isu-isu sensitif. Salah satu permasalahan yang masih menjadi perdebatan kedua negara adalah masalah Hak Asasi Manusia.
Sementara Castro sebelumnya mengatakan pada Presiden AS, ia siap membahas masalah tersebut. Menurutnya semua bisa dinegosiasikan. Pemimpin Kuba itu juga memperingatkan kedua negara telah sepakat untuk tidak sepakat pada beberapa masalah.
"Kami bersedia untuk membahas segala sesuatu tetapi harus bersabar," kata Castro dalam konferensi pers sebelumnya.n Gita Amanda