REPUBLIKA.CO.ID, KARAKAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro, mengucapkan selamat kepada Pemimpin Kuba, Raul Castro ihwal normalisasi hubungan Kuba dengan Amerika Serikat. Namun, Maduro juga mengingatkan embargo terhadap Kubab tetap akan berlangsung lama.
Pemulihan hubungan diplomatik Amerika Serikat dan Kuba terjadi setelah setengah abad terlibat dalam perang dingin. . "Berita yang jauh lebih baik adalah kemungkinan riil bahwa AS mengakui hak suci Kuba untuk menjadi negara yang bebas dan berdaulat," kata Maduro dalam sepucuk surat kepada Presiden Raul Castro yang disiarkan media Kuba.
"Masih ada jalan panjang yang harus dilalui sebelum Washington mengakui bahwa kita tidak lagi di halaman belakangnya, untuk mengakhiri blokade jahat" terhadap Kuba, yang diberlakukan sejak tahun 1962, tambah Maduro.
Sebagai bagian dari persetujuan itu, AS membebaskan tiga agen Kuba yang ditahannya sejak tahun 1998 yang adalah bagian dari apa yang disebut Kuba Lima, sementara Havana membebaskan seorang mata-mata dan kontraktor AS Alan Gross.
"Kami sangat gembira selesainya pembebasan terakhir dari Kuba Lima, yang menutup salah satu dari banyak babak kebijakan intervenis dan kriminil AS," kata Maduro.
Raul Castro mengambil alih kekuasaan dari abangnya Fidel Castro yang sakit tahun 2006. Venezuela adalah sekutu utama politik dan ekonomi Kuba sejak Presiden Hugo Chavez (almarhum) berkuasa tahun 1999.