REPUBLIKA.CO.ID, MERAK -- Pelabuhan Merak terlihat kumuh, hal ini terlihat dari limbah plastik rumah tangga yang menumpuk di areal dermaga.
Sampah ini, diduga berasal dari warga Pulomerak yang masuk ke laut melalui arus sungai yang bermuara ke kawasan pelabuhan dan terbawa hingga mencemari areal dermaga.
Supervisor Port Traffic Control (PTC) PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Merak, Radmiadi mengatakan, pihaknya kerap dibuat kerepotan oleh limbah plastik rumah tangga ini. Selain mencemari laut, sampah ini juga dikhawatirkan mengganggu arus lalulintas kapal.
Untuk itu, pihaknya secara rutin melakukan pembersihan laut. Pembersihan dilakukan secara manual menggunakan peralatan sederhana seperti serokan.
“Kalau jenis sampahnya seperti kayu kita gunakan tangan. Pembersihan laut dari sampah ini bagian dari kegiatan rutin kami untuk menjaga keselamatan kapal dari gangguan sampah,” kata Radmiadi, Ahad (12/4).
Selain sampah plastik, kata dia, sampah kayu juga turut menyumbang pencemaran laut di kawasan pelabuhan. Sampah jenis ini, biasanya berasal dari bukit-bukit yang ada di wilayah Pulomerak.
“Sampah juga bisa dari penumpang kapal yang membuang sampah sembarangan. Padahal kami sudah menyediakan tempat sampah di setiap kapal,” ujarnya.
Humas PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak Mario Sardadi Oetomo mengaku, sampah itu juga sudah mengganggu keindahan perairan Merak. Untuk itu PT ASDP sudah membentuk tim pembersih sampah di alur kapal, sehingga pengguna alur tersebut merasa nyaman.
"Yang membahayakan itu sampah kayu besar bisa menghambat kapal. Sampah juga sudah mengganggu ke indahan kawasan laut,” ujarnya.