REPUBLIKA.CO.ID, NIMRUD -- Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Sabtu (11/4) malam, merilis sebuah video yang menggambarkan anggotanya sedang menghancurkan kota kuno Nimrud di Irak. Mereka berdalih mendapat perintah menghancurkan berhala di kota tersebut.
"Allah telah memulaikan kami untuk memusnahkan semua berhala dan patung-patung ini," kata kelompok yang menggaungkan berdirinya negara kekhalifahan tersebut dalam videonya.
Kelompok yang telah menguasai sepertiga wilayah di Irak dan Suriah itu mengatakan, mereka telah menghancurkan sisa-sisa berhala. Mereka mengklaim patung-patung atau artefak lain di kota kuno itu mempromosikan penyembahan berhala.
Dalam video tampak para militan menggunakan, palu godam dan peralatan listrik untuk menghancurkan benda-benda dan patung bersejarah di Nimrud. Setelahnya mereka menggunakan bahan peledak di atas situs yang hancur, kemudian meledakkan dan meratakan bangunan.
Padahal seorang pejabat Kementerian Barang Antik Irak, pada Ahad (12/4), mengatakan semua benda di Nimrud merupakan benda bersejarah otentik atau aseli. Beruntung sebagian besar artefak yang tak ternilai di Nimrud telah lama dipindahkan ke sejumlah museum di Mosul, Baghdad, Paris, London dan tempat lain.
Hanya patung banteng berkepala manusia dan bersayap, Lamassu, saja yang masih ada di Nimrud.
Dilansir The Telepraph, Ahad, Arkeolog dari Universitas Stony Brook New York, Abdulamir Hamdani mengatakan Nimrud merupakan situs penting dalam sejarah Mesopotamia. Banyak harta artistik terbesar dari era Asiria berada di Nimrud.
"Ini benar-benar situs penting," katanya.
Nimrud menurut Hamdani merupakan ibukota Asiria, di era kejayaannya. Harta karun yang berada di Nimrud kali pertama digali pada 1988. Dari hasil penggalian kala itu berhasil didapatkan 613 batu mulia, perhiasan, emas dan berbagai ornamen lain. Beberapa arkeolog menggambarkannya sebagai penemuan paling signifikan, sejak makam Tutankhamun ditemukan tahun 1923.