Ahad 12 Apr 2015 21:10 WIB

Tambora Didorong Jadi Kawasan Strategis Nasional

Rep: Niken Paramita Wulandari/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gunung Tambora
Foto: Indonesiatravel
Gunung Tambora

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua abad sudah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat (NTB) meletus. Tambora kini menyapa dunia dengan kemolekan alamnya.

Upaya mengenang dahsyatnya letusan Tambora digelar dalam peringatan “Tambora Menyapa Dunia” oleh Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Dompu. Dalam peringatan ini Presiden Jokowi menetapkan kawasan Gunung Tambora sebagai Taman Nasional Gunung Tambora (TNGT).

Upaya ini pun disambut positif oleh Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang juga senator asal NTB, Farouk Muhammad. “Dua abad lalu Tambora mengguncang dunia, membawa malapetaka bagi ratusan ribu jiwa dan kesehatan manusia saat itu. Namun dibalik kesengsaraan ternyata Tuhan menganugerahkan manfaat yang banyak dari peristiwa itu. Tambora menjadi perhatian dunia karena ekosistem yang terkandung di dalamnya,” kata Farouk.

Namun Farouk menyayangkan karena Tambora masih dikategorikan sebagai kawasan strategis provinsi. Padahal dengan karakter dan potensi alam yang dimilikinya, Tambora harusnya menjadi kawasan strategis nasional.

“Secara pribadi saya masih menyesalkan dengan peraturan tata ruang, Tambora masih dikategorikan sebagai kawasan strategis provinsi. Sesuai karakter dan potensi alam semestinya dapat menjadi kawasan strategis nasional seperti ang sempat diusulkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010/2011,” katanya.

Berdasarkan catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Taman Nasional Gunung Tambora memiliki luas total 71.645 hektar yang terdiri dari tiga zona. Yakni cagar alam seluas 23.840 hektare, suaka marga satwa seluas 21.674 hektar, dan taman buru seluas 26.130 hektar. Di dalam kawasan konservasi Tambora berbagai keanekaragaman hayati tumbuh.

Ada 106 jenis pohon, 18 jenis epifit, 6 jenis herba, 39 janis liana, dan 49 jenis perdu. Hutan Tambora juga menjadi rumah bagi rusa timor, biawak, kadal pohon, ular sanca, kera abu, dan sebagainya.

Karena itu, Farouk mendorong Tambora agar bisa menjadi kawasan strategis nasional. Karena dengan status ini, diharapkan Tambora bisa dikelola lebih terpadu dan memiliki daya tarik yang lebih besar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement