Senin 13 Apr 2015 01:47 WIB

Senin Pagi, Pesawat TNI AU Bawa 90 WNI dari Yaman

Para Warga Negara Indonesia (WNI) di Yaman, yang akan pulang ke tanah air, disambut anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menjemputnya menggunakan pesawat jenis Boeing 737-400, Rabu (8/4).
Foto: Antara/ Puspen TNI, Kolonel Inf Bernardus Robert
Para Warga Negara Indonesia (WNI) di Yaman, yang akan pulang ke tanah air, disambut anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menjemputnya menggunakan pesawat jenis Boeing 737-400, Rabu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Yaman terus dilangsungkan. Pagi ini, Senin (13/4) rencananya 90 WNI akan tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma. Mereka datang dengan menggunakan pesawat Boeing 737-400 milik TNI Angkatan Udara (TNI AU).

Dilansir dari situs Kemlu, kedatangan 90 WNI tersebut rencananya disambut oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Panglima TNI Moeldoko.

Selanjutnya, Selasa 14/4/2015, 360 WNI dijadwalkan akan tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng Pukul 10.00 WIB menggunakan charter flight.

Total WNI yang telah dievakuasi dari Yaman sejak Desember 2014 hingga saat ini berjumlah 1.036 orang.

Keadaaan di Yaman sendiri, khususnya di bagian Barat Yaman sekitar kota Aden dan Sana'a masih memprihatinkan. Kontak senjata antara pihak yang bertikai semakin meluas. Keadaan ini mempersulit upaya evakuasi dan mengharuskan Tim Percepatan Evakuasi WNO untuk terus menyesuaikan skenario, langkah dan proses evakuasi.

Menlu RI telah meminta kepada semua pihak di Yaman agar memberlakukan jeda kemanusiaan (humanitarian pause) guna memberikan kesempatan bagi warga sipil dievakuasi keluar dari Yaman. Dalam hal ini Menlu telah memerintahkan Watap RI di PBB untuk mendorong Dewan Keamanan (DK) PBB mengeluarkan resolusi terkait jeda kemanusiaan (humanitarian pause). Kesempatan ini akan digunakan oleh Pemerintah RI untuk melakukan evakuasi WNI secepatnya dari Yaman.

Operasi evakuasi Yaman melibatkan 5 Perwakilan RI yaitu KBRI Sana’a, KBRI Riyadh, KBRI Muscat, KBRI Addis Ababa yang merangkap Djibouti dan KJRI Jeddah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement