REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA-- Australia akan mengirim lebih banyak tentara ke Irak pada Rabu (15/4) dalam misi pelatihan. Pasukan berjumlah 330 tentara tersebut akan membantu melatih tentara Irak untuk melawan ISIS.
Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan pasukan akan bermitra dengan sekitar 100 personil militer Selandia Baru. ''Kami tidak akan ikut serta di medan tempur, ini adalah misi pelatihan,'' kata Abbott pada wartawan di Canberra, Selasa (14/4).
Tentara dan personil militer akan ditempatkan di basis Taji, 30 km utara Baghdad. Mereka berencana beroperasi mulai Mei. ''Saya tidak mengatakan ini bebas risiko, namun kerja koalisi melawan ISIS telah efektif,'' kata dia.
Abbott menyebut keberhasilan dalam merebut kembali kota Tikrit dengan bantuan pasukan dari Irak dan Kurdi. Meski demikian, sebagian besar wilayah di Irak masih diluar kendali pemerintah. Selain itu, alasan lain pengiriman pasukan adalah demi menjaga keamanan nasional. Abbott mengatakan ISIS tidak hanya meneror Irak dan Suriah tapi juga seluruh dunia, termasuk Australia.
''ISIS telah menjangkau Australia,'' kata dia.
Pemerintah Australia memperkirakan sekitar 90 warga Australia telah bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah. Sementara sekitar 140 orang lainnya tampak mendukung dari Australia. Penempatan pasukan akan dilakukan bertahap dalam beberapa pekan.
Mereka akan beroperasi selama dua tahun dengan pembaharuan rutin. Misi pelatihan baru ini akan diperbaharui setelah 12 bulan. Australia telah bergabung dalam perang melawan ISIS pada September 2014. Pemerintah telah mengirim enam jet tempur F/A18, 200 pasukan khusus dan 400 staf pendukung militer.
Sekitar 400 personil angkatan udara juga ditempatkan di basis di luar Dubai. Australia juga mengatakan mereka menambah personil militer di markas besar koalisi sekitar 20 orang. Sementara penempatan pasukan Selandia Baru adalah untuk pertama kalinya dalam konflik.
Sebelumnya, mereka ditempatkan di kamp latihan Australia selama tiga hari untuk kemudian diberangkatkan bersama pasukan Australia. Menteri Pertahanan Selandia Baru, Gerry Brownlee mengatakan pada Selasa bahwa jumlah pasukan yaitu 143 personil.