REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengaku belum tahu secara jelas tentang rencana pengembangan pesawat R80 karya Mantan Presiden RI BJ Habibie tersebut.
"Saya belum tahu, rencana dan pangsa pasarnya seperti apa," ujarnya dalam sambungan telepon kepada Republika, Selasa (14/4).
Ia menilai, dalam pembuatan pesawat seharusnya melihat pangsa pasar seperti apa yang akan dibidik, selain itu keunggulan apa yang ditawarkan pesawat tersebut. Selain itu, Alvin juga menyarankan agar melihat lebih dalam tentang kondisi persaingan pesawat di Indonesia.
Terkait pernyataan Presiden Joko Widodo yang telah menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan industri penerbangan sebagai program nasional, Alvin menilai belum bisa dijadikan landasan yang kuat mengingat hal tersebut masih sebatas ucapan.
"Jangankan bicara (pesawat), Peraturan Presiden (Perpres) saja bisa dibatalkan," lanjut Alvin.
Kecuali, lanjut Alvin, jika hal tersebut sudah secara resmi digodok dan diputuskan. Presiden juga harus membahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), baru bisa ditindaklanjuti ke depannya seperti apa.
"Kalau secara lisan bisa saja karena kebetulan terpikir pada hari itu, besok-besok bisa berbeda lagi," sambungnya.
Menurut Alvin, penjualan pesawat bukanlah sebatas hanya menjual pesawat, namun juga diperlukan adanya perencanaan financing yang baik. Ia mempertanyakan darimana kucuran kredit bagi para pembeli yang ingin membeli pesawat tersebut. Alvin menegaskan, untuk mendukung upaya ini juga diperlukan adanya dukungan dari sektor keuangan.