REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Jajak pendapat yang dilakukan oleh Gallup pekan ini menemukan bahwa 74 persen penduduk Amerika Serikat akan lebih mudah menyalahkan Presiden perempuan atas masalah yang dihadapi negara. Jajak pendapat dilakukan menyusul diumumkannya pencalonan mantan Ibu Negara, Hillary Clinton sebagai Presiden.
“Menurut survey terbaru kami, hampir tiga perempat dari warga Amerika, jika memiliki Presiden perempuan, cenderung senang menyalahkan keadaan, mulai dari ekonomi sampai perang di Timur Tengah,” ujar Pemimpin Peneliti Gallup, Jennifer Cervantes, seperti dilansir The Onion, Selasa (14/4).
Ia menekankan, sembilan dari sepuluh pemilih di bawah usia 40 tahun cenderung senang mengutuk dan menjelekkan Presiden maupun kepala daerah perempuan. Perempuan dianggap memiliki ketidak mampuan dalam mengatasi masalah negara.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah bangsa ini, Amerika memasuki tahun pemilu yang mayoritas pemilihnya mengatakan calon Presiden perempuan merupakan hal buruk yang terjadi di Amerika,” kata dia.
Setelah mendalami lebih lanjut, tambah Cervantes, 95 persen orang Amerika yakin bahwa mereka akan tidak senang dengan adanya presiden perempuan di negara mereka. Hal demikian disinyalir menjadi penyebab banyaknya kampanye anti Hillary Clinton di beberapa kota di Amerika Serikat.