Rabu 15 Apr 2015 18:30 WIB

Keuangan Syariah Contoh Ideal Stabilitas dan Keberlanjutan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Satya Festiani
Bambang Brodjonegoro Menteri Keuangan
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Bambang Brodjonegoro Menteri Keuangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Soal stabilitas dan keberlanjutan, keuangan syariah bisa jadi contoh ideal. Karena bertumpu pada sektor riil, industri keuangan syariah relatif lebih tahan krisis keuangan.

Membuka seminar integrasi keuangan syariah di Kompleks Kementerian Keuangan, Selasa (14/4), Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengakui keuangan syariah juga bagian penting dalam stabilitas keuangan. Perbankan masih dominan dalam industri keuangan syariah, ini jadi tantangan untuk mengembangkan sektor keuangan syariah lainnya.

Tentang kinerja, Bambang mengatakan pada 2008 ada studi di IDB mengenai perbandingan daya tahan perbankan syariah dengan konvensional saat menghadapi krisis. Perbankan syariah disebut lebih tahan.

Berbeda dengan perbankan konvensional yang bermain instrumen derivatif yang spekulatif, perbankan syariah cenderung konservatif dan hati-hati.

Daya tahan bagus, kata Bambang, bukan berarti yang terbaik, masih ada yang harus diperbaiki. Tapi dengan ini, stabilitas perbankan syariah memang lebih dan berisiko rendah, kecuali manajemennya bermasalah.

Dihadapan para ekonom Islam dan perwakilan industri, Bambang memesankan agar jangan sampai perbankan syariah salah urus dan jatuh. Karena itu dibutuhkan tat kelola yang lebih baik.

''Jangan sampai timbul omongan bank syariah begini begitu. Tidak ada ruang untuk salah,'' kata dia.

Soal aset yang belum mencapai lima persen. Ia mengatakan sudah bertemu asosiasi dan mendengar masukan mereka. Pemerintah sendiri berusaha melakukan yang terbaik untuk membantu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement