REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Mantan wartawan TV, Jeremy Geia, yang tahun lalu menanggalkan statusnya sebagai warga negara Australia mengatakan puluhan ribu warga Australia yang tinggal di wilayah Cairns di far north Queensland harus diberikan opsi untuk bergabung dengan bangsa Yidindji.
Pria berusia 40 tahun yang kini lebih dikenal dengan nama sukunya Murrumu, menamakan dirinya sebagai Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Kedaulatan Yidinji. Kini dia tengah melakukan perekrutan.
Beberapa penduduk pribumi setempat, termasuk Beatrice Dodd Pryor, mengatakan mereka siap untuk menjadi warga dari negara yang baru saja diumumkan. "Saya tahu jalan untuk mewujudkan negara baru ini tidak mudah, tapi dengan bantuan dan dukungan dari Murrumu dan para tetua itu yang tetap membuat saya bersemangan untuk melanjutkan cita-cita ini," katanya baru-baru ini.
Murrumu meninggalkan karirnya di NITV dan mengorbankan gaji serta tunjangan pensiunnya untuk memulai kehidupan yang "sesungguhnya" yakni sebagai orang suku Yidindji.
"Saya bisa saja tinggal di dunia saya yang lama dan memiliki karir yang bagis tapi saya harus melakukan sesuatu,’ katanya.
Tahun lalu ia mengumumkan dirinya telah memutuskan semua hubungan dengan Crown dan menyatakan wilayah dengan luas satu setengah kali ukuran Hong Kong itu sebagai wilayah teritori Yidindji
"Tidak masalah jika Anda hitam atau putih, tinggallah di tanah Yidindji, jika Anda ingin menjadi bagian dari kehidupan kita itu adalah pilihan gaya hidup, pilihan gaya hidup yang nyata," katanya.
Dia telah menyampaikan undangan kepada Perdana Menteri Tony Abbott untuk berbicara dengan dirinya sebagai langkah pertama menuju perjanjian formal.
"Yidindji adalah obat, maka datang dan marilah berbicara dengan kami karena kami siap untuk melakukan bisnis untuk wilayah kami," katanya.
Menurut Murrumu dia memiliki kenangan indah dari pengalamannya bekerja sebagai jurnalis selama 20 tahun, termasuk bepergian ke London untuk bertemu dan mewawancarai pendiri WikiLeaks, Julian Assange di Kedutaan Equador.
Dia mengaku selama bertahun-tahun dirinya frustasi dengan laporan yang sama mengenai kurang beruntung dan tertinggalnya warga pribumi Aborigin.
"Ada begitu banyak warga keturunan Aborigin yang dipenjara, hidup dalam kemiskinan dan kemelaratan dan kondisi kesehatan yang buruk dengan pendidikan rendah dan perumahan yang buruk karena sistem mereka belum terurai, Ini adalah permainan rubik pemerintah Crown," katanya.
Murrumu, yang mengendarai mobil dengan plat nomor Yidindji ini memperingatkan jika dirinya ditangkap atas pelanggaran apapun, maka negaranya akan menempuh upaya hukuk keadilan melalui pengadilan internasional.
Dia mengaku tidak tahu apakah Pemerintah ACT akan melanjutkan dakwaannya atas tuduhan masuk ke wilayah Australia tanpa izin karena dia menggunakan rumahnya di Canberra sebagai kedutaan negara Yidinji.
Namun kehidupan warga Yidindji ini telah lebih dulu menghadapi sejumlah kendala.
Karena sistem pendidikan Queensland saat ini tidak akan menerima identifikasi Yidinji, maka tanpa akte kelahiran Australia Murrumu belum bisa mendaftarkan anaknya Jeremy ke TK.
"Kami sudah mendekati sejumlah sekolah, kami juga menawarkan untuk memberikan akte kelahiran suku Yidinji kami tetapi mereka mengatakan mereka tidak bisa menerima akte kelahiran semacam itu," Ia menjelaskan.
Untuk sementara waktu, Murrumu melakukan kegiatan pengajaran.
"Apa yang si kecil Jeremy tahu dunianya? Dia tahu bahwa kami bukan bagian dari Crown. Dia tahu kami bukan warga negara Australia," katanya.
Namun Murrumu sama sesekali tidak menyesali keputusannya. "Orang-orang bertanya kepada saya:" oh Anda melakukan sesuatu yang sangat drastis bagi diri Anda?” atau mereka juga ada yang mengatakan Anda tahu bahwa Anda sedang mengalami krisis paruh baya'. Biarkan saja aku mulai hidup, "katanya.
Seorang juru bicara kedutaan Rusia di Canberra telah mengkonfirmasi mereka telah bertemu dengan Murrumu pada beberapa kesempatan untuk mendiskusikan isu-isu yang berkaitan dengan budaya Yidindji dan kerugian yang diderita warga pribumi.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement