REPUBLIKA.CO.ID, Lembaga Swadaya Masyarakat Migrant Care mengungkapkan hubungan Indonesia dan Saudi Arabia memerlukan diplomasi tingkat tinggi mengingat masih ada 36 WNI yang menunggu eksekusi mati.
"Diplomacy as usual harus ditingkatkan menjadi diplomasi tingkat tinggi karena setelah Zaenab dan Karni, masih ada 36 orang yang terancam dipancung di Saudi," kata Direktur Migrant Care Anis Hidayah dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Seharusnya Presiden Joko Widodo, kata Anis, minimal mengikuti model kepemimpinan era Mantan Presiden Abdurrahman Wahid yang turun tangan langsung menangani masalah buruh migran ini.
"Kami meminta Presiden Joko Widodo untuk turun tangan langsung memimpin diplomasi perlindungan buruh migran dan pembebasan buruh migran Indonesia yang terancam hukuman mati, seperti yang pernah dilakukan oleh Presiden Abdurrahman Wahid," ujarnya.
Anis menilai masalah hukuman mati yang dihadapi ratusan buruh migran Indonesia di luar negeri memang tantangan berat bagi pemerintahan Joko Widodo. Namun dengan menempatkan masalah ini sebagai salah satu prioritas dalam visi-misi pemerintahan sekarang atau NAWACITA, saatnya pemerintah mengambil langkah cerdas, dan serius dalam menanganinya.
"Pemerintah Indonesia harus segera menghapuskan hukuman mati di Indonesia, karena praktik ini menjadi penghambat besar pemerintah untuk mendesak negara lain yang menerapkan hukuman mati terhadap WNI. Langkah ini mutlak dilakukan agar eksekusi terhadap Zainab-Zainab dan Karni-Karni yang lain tidak terulang lagi," ucapnya.