REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Ribuan warga yang bermukim di Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh sejak Jumat (17/4) malam dilaporkan terkurung banjir akibat tingginya curah hujan melanda kawasan itu sehari terakhir.
Ketua Mahasiswa Kecamatan Pante Cereumen Usman mengatakan masyarakat terkurung banjir akibat jembatan penghubung antardesa terputus diterjang banjir luapan sungai.
"Ada 11 desa yang terendam banjir Bang. Kami di sini sudah tidak bisa keluar sejak tadi malam mati lampu karena selain ada jembatan putus ada beberapa tiang listrik juga roboh," katanya.
Bencana alam datang secara tiba-tiba sekitar pukul 18.00 WIB. Ribuan warga setempat terpaksa harus mengungsi ke dataran tinggi mencari tempat yang lebih aman menghindari korban jiwa.
Beberapa kerusakan fisik di wilayahnya disampaikan Usman, satu unit jembatan gantung penghubung Desa Menuang menuju Desa Alue Keumang putus total sehingga tidak bisa ditembus oleh masyarakat menuju kawasan lain.
Kemudian satu unit jembatan sepanjang 6,5 meter di Desa Seumantok amblas di satu sisi serta jalan lintas kecamatan di desa setempat sepanjang 15 meter terputus karena derasnya air banjir yang menerjang kawasan pedalaman Aceh Barat ini.
"Kami mahasiswa di Gampong belum mengetahui berapa kerugian, tapi sektor pertanian kami lihat sangat parah kerusakannya, ketinggian air banjir ada yang mencapai dua meter pada dataran tertentu," katanya.
Pukul 03.00 WIB dini hari tadi masyarakat baru bisa turun ke pemukiman karena sebelumnya berada di dataran tinggi. Masyarakat turun setelah mengetahui kondisi air mulai berangsur surut.
Pemerintah daerah dipimpin Bupati H T Alaidinsyah sudah turun ke lokasi banjir sejak Jumat malam melihat langsung keadaan masyarakat setempat. Tim penolong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan SAR juga sudah siaga di lokasi banjir.