REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama turut menghadiri pagelaran seni budaya Betawi di kampung Betawi, Setu Babakan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Ahad (19/4).
Basuki yang hadir pukul 13.00 disambut langsung oleh Wali Kota Jakarta Selatan, Syamsudin Noor dan Ketua Yayasan Benyamin Suaeb, Beno Rahmat Benyamin. Pagelaran diselenggarakan untuk terus melestarikan budaya Betawi.
"Kita ingin nih yang mau jual tanah ke kita. Setengahnya (tanah) dijual jadi 200 hektare lebih milik kita biar dikuasai Pemprov (Pemerintah Provinsi)," kata Basuki dalam memberikan sambutan di Setu Babakan, Ahad (19/4). Ia mengatakan nantinya Pemerintah Daerah akan memanfaatkan lahan tersebut untuk melestarikan kampung Betawi. Nanti akan ditanami pepohonan yang khas dengan Betawi.
"Kita beli tanam-tanaman khas Betawi. Semanggi kan ada pohonnya, pohon Menteng juga nanti kita tanam kembali," ujar Ahok sapaan akrab Basuki. Menurut Ahok Jakarta sendiri memang sulit untuk dipisahkan menjadi kota metropolitan. Gaya hidup masyarakatnya semakin lama terus berkembang. Akan tetapi dengan adanya kampung Betawi, Ahok mengatakan tempat ini dapat mengenalkan kepada khalayak luas bahwa bentuk Jakarta dahulunya seperti ini.
Beno mengatakan budaya Betawi saat ini semakin menurun kelestariannya. Kesenian Betawi semakin memiliki ruang gerak yang sempit untuk melestarikan budaya betawi.
"Tahun 1986 ada 579 sanggar Betawi. Tapi di tahun 2000an sanggar Betawi kini bisa dihitung jumlahnya," kata Beno.
Ia mengatakan, menurun drastisnya jumlah sanggar kesenian Betawi, memang karena minimnya kesempatan tampil di sejumlah stasiun televisi, hotel dan tempat umum lainnya. Sementara Yogyakarta dan Jawa Barat, budaya masing-masing daerah tetap dilestarikan.
Dalam kesempatan pagelaran kesenian budaya Betawi, Basuki disuguhkan sejumlah kesenian Betawi, ada nyanyian ala Betawi, pantun, tari topeng dan lainnya.