Selasa 21 Apr 2015 01:48 WIB

KAI: Pembongkaran Pasar Turi Belum Jelas

PT KAI
PT KAI

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Kereta Api Indonesia mengungkapkan, pembongkaran gedung Pasar Turi Tahap III, yang terbakar beberapa tahun lalu dan rencananya dibangun gedung baru, hingga kini belum jelas. Humas KAI Daop VIII Surabaya Sumarsono mengatakan, karena tak segera dibongkar oleh Pemkot Surabaya, pihaknya belum bisa memanfaatkan asetnya seluas 1,6 hektare yang selama ini ditempati Pasar Turi Tahap III.

"Kami belum bisa merencanakan pembangunan di sana. Sebab, masih ada bangunan gedung Pasar Turi Tahap III yang sampai sekarang tidak jelas kapan dibongkar," katanya, Senin (20/4).

Sebenarnya, lanjut dia, KAI sudah mengirim surat kepada Pemkot Surabaya yang isinya mempertanyakan sikap pemkot apakah masih ingin melanjutkan sewa tanah milik PT KA itu atau tidak. Jika tidak, maka ia meminta pemkot segera membongkar bangunan berlantai 3 tersebut.

"Yang memiliki hak untuk membongkar adalah Pemkot Surabaya. Jadi, tak ada urusan dengan DPRD. Kalau pemkot berkilah pembongkaran tak bisa dilakukan karena belum ada persetujuan dari dewan itu keliru. Makanya, kami mendesak agar segera dibongkar," katanya.

Disinggung kapan KAI memberikan batas toleransi terhadap pemkot untuk segera membongkar bangunan tersebut, Sumarsono mengatakan pihaknya tidak sampai ke sana. Namun, pihaknya berharap pemkot segera mengambil sikap soal tegas asetnya di sana.

Tentang apakah ada rencana KAI untuk membangun sendiri Pasar Turi Tahap III pascakebakaran, ia mengatakan belum ada rencana ke sana. Namun yang pasti, pihaknya akan memanfaatkan tanah tersebut secara maksimal.

Sementara itu, bangunan Pasar Turi Tahap III sekarang ini menjadi kumuh. Bahkan gedung lantai I, kini menjadi tempat pembuangan sampah. Padahal sebelum terbakar, Pasar Turi ini menampung sebanyak 940 pedagang yang berjualan beraneka ragam. Tumpukan sampah tampak menggunung di lantai I Pasar Turi Tahap III.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement