REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Sembilan ruas jalan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tercatat sebagai daerah rawan longsor sehingga menjadi perhatian pemerintah kabupaten setempat untuk segera ditangani agar tidak terjadi longsor pada musim hujan.
Menurut Kepala Dinas Bina Marga Pengairan dan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Kudus Sam'ani Intakoris melalui Kepala Seksi Perawatan Jalan dan Jembatan Wisnu Aragani di Kudus, Selasa (21//4), prioritas penanganan di ruas jalan yang rawan longsor di antaranya penguatan talud di titik yang memang paling rawan longsor.
Saat ini, kata dia, sudah banyak ruas jalan yang dibuatkan talud permanen sehingga jalannya dipastikan tidak mudah longsor.
Sembilan ruas jalan yang tergolong daerah rawan longsor, yakni ruas Jalan Menawan-Rahtawu, Rahtawu-Semliro, Menawan-Kambangan, Kambangan-Batas Jepara, Cranggang Wetan-Kuwukan, Colo-Japan-Glagah, Ternadi-Soco, Piji-Ternadi, dan Gondoharum-Kaliwuluh.
Setelah pembuatan talud di sejumlah titik rawan longsor selesai dikerjakan, kata dia, langkah selanjutnya berupa perbaikan jalan.
Upaya menghindari jalan longsor, kata dia, tidak hanya sekadar dibuatkan talud permanen, namun perlu diperhatikan pula kondisi gorong-gorongnya apakah masih berfungsi optimal atau tidak.
Pasalnya, kata dia, banyak jalan yang mengalami longsor, salah satunya disebabkan oleh kondisi geografis yang cukup curam dan diperparah dengan saluran air yang tidak berfungsi secara optimal. Akibatnya, lanjut dia, jalan tergerus air hujan secara perlahan sehingga mengakibatkan longsor.
Ia berharap, masyarakat setempat juga ikut serta menjaga kondisi jalan setempat agar tetap awet dengan melakukan kerja bakti membersihkan gorong-gorong atau saluran air di tepi jalan setempat sehingga ketika hujan air tidak menggerus jalan karena bisa mengalir lewat gorong-gorong tersebut.
Perhatian terhadap kondisi jalan rusak di Kudus, juga diperlihatkan lewat anggaran yang disediakan tahun anggaran 2015 mencapai Rp 141 miliar.
"Perbaikan memang belum bisa dilakukan secara menyeluruh karena perbaikan dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan menyesuaikan anggaran," ujarnya.
Ada pula, kata dia, penanganan jalan rawan longsor yang dianggarkan lewat APBD Perubahan 2015 karena dimungkinkan membutuhkan biaya yang cukup besar, seperti ruas Jalan Rahtawu-Semliro.
Sementara jalan kabupaten yang mengalami kerusakan diperkirakan mencapai 20-an persen dari total panjang jalan kabupaten yang mencapai 621,180 kilometer.