Kamis 23 Apr 2015 09:27 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Jokowi dan Prayuth Bahas Pemberantasan Illegal Fishing

Minister of Maritime and Fishery Affairs Susi Pudjiastuti (center with red scarf) inspects an illegal fishing boat in Ambon, Maluku, on Thursday.
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Minister of Maritime and Fishery Affairs Susi Pudjiastuti (center with red scarf) inspects an illegal fishing boat in Ambon, Maluku, on Thursday.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Thailand membahas upaya bersama mencegah dan memberantas pencurian dan perdagangan ikan secara ilegal.

Sekretaris Kabibet Andi Widjajanto di Jakarta mengatakan pertemuan bilateral diadakan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha.

"Topik utama (pertemuan) RI-Thailand kerja sama untuk memberantas illegal fishing," kata Andi, Kamis (23/4).

Mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan itu antara lain adalah Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menko Maritim Indroyono Soesilo dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Sebelumnya, dalam pertemuan tentang maritim Asia Afrika dalam rangkaian KTT Asia Afrika, Thailand berkomitmen bekerja sama dengan Indonesia menangani pencurian ikan.

"Kami menghargai Thailand yang berkomitmen bekerja sama melawan illegal fishing," kata Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo di Jakarta Convention Center, Selasa (21/4).

Indroyono mengatakan Thailand akan memperketat pemantauan dan memasang 7.000 sistem perangkat pelacak di kapal mereka sehingga bisa memantau pergerakan kapal.

Indonesia menggelar Pertemuan Maritim dengan negara-negara Small Island Developing States (SIDS), anggota Indian Ocean Rim Association (IORA), Negara-Negara Kepulauan, dan negara yang memiliki laut (Archipelagic and Oceanic Countries) untuk memobilisasi dukungan dalam memperjuangkan sektor kemaritiman menjelang Sidang Umum PBB, September 2015 di New York.

Pada pertemuan tersebut, perwakilan Afrika mengusulkan agar Asia Afrika Center ditambah dengan komponen kerja sama pembangunan laut dan sumber daya kelautan.

"Saya opimistis sekali, ini tinggal kita buat subkomponennya," ujar Indroyono.

Ia menambahkan untuk mengoptimalkan Samudera Hindia, negara-negara kepulauan sepakat dalam penanganan ikan tuna di Samudera Hindia.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement