REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putra mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra mulai aktif mengomentari kisruh di internal Partai Golkar yang tak kunjung selesai.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Nurdin Halid mengatakan munculnya pria yang akrab disapa Tommy Soeharto ditengah-tengah polemik partai berlambang pohon beringin itu, bukan merupakan perintah Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.
"Ini bukan perintah dari Aburizal Bakrie," ujarnya di Jakarta, Kamis (24/4).
Nurdin mengatakan Tommy Soeharto merupakan kader sekaligus anak kandung pendiri Partai Golkar, yakni Presiden RI ke-2 Soeharto. Sehingga kemunculan Tommy sebagai wujud empati terhadap polemik yang melanda partai beringin adalah hal yang wajar dan lumrah.
"Ketika perjalanan Golkar sudah menyimpang dari ide dasar, sebagai anak pendiri tentunya mempunyai kewajiban untuk meluruskan, jangan sampai para pelaku menyimpang dari ide dasar didirikannya Partai Golkar," jelasnya.
Menurutnya, saat ini kondisi Golkar sangat genting, karena Golkar tidak berada diatas rel dan marwah organisasinya ini sudah diintervensi oknum Pemerintah maupun oknum non-Pemerintah.
Ia menambahkan, Partai Golkar mempunyai andil yang luar biasa di era reformasi dengan melahirkan 59 persen pemimpin di Indonesia untuk bupati, gubernur dan walikota, serta pimpinan DPD.
"Artinya itu sebuah fakta keberhasilan Partai Golkar untuk melahirkan pemimpin. Dengan ini apakah kita rela ada orang yang menginjak Partai Golkar yang lahir dari
kepalsuan dan kebohongan," katanya.
"Pak Tommy mau melihat bagaimana proses demokrasi berjalan diatas rel, dan itu wujud keprihatinan beliau bahwa Golkar sudah diobok-obok," ujarnya.
Sebelumnya politisi Golkar Tommy Soeharto dikabarkan mengusulkan dilakukannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar untuk menyelesaikan polemik internal partai beringin.
Nama Tommy lantas disebut-sebut untuk maju sebagai calon Ketua Umum Golkar pada Munaslub itu, agar Golkar diambil alih trah Soeharto.