REPUBLIKA.CO.ID, -- Pelayanan publik serta akses komunikasi yang mudah bagi warga dalam menyampaikan segala persoalan kepada pemerintah, menjadi salah satu program yang tengah diwujudkan Pemkot Bandung.
Menurut Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, saat ini upaya mewujudkan hal tersebut tengah dilakukan. Dan dalam tiga tahun ke depan, kata dia, Kota Bandung akan memiliki 300 aplikasi untuk untuk mendukung smart city.
‘’Aplikasi-aplikasi tersebut akan dibuat oleh sumber daya lokal di Bandung yang diharapkan jadi solusi baru bagi warga. Nanti warga akan sangat mudah dalam mendapatkan layanan serta menyampaikan keluhan,’’ kata dia dalam jumpa pers Asia Africa City Summit 2015 di Bandung.
Menurut Emil, sapaan Ridwan Kamil, saat ini Kota Bandung baru memiliki sepertiga dari 300 aplikasi pendukung smart city. Dia optimis dalam tiga tahun ke depan, ratusan aplikasi tersebut akan tuntas dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara maksimal.
Upaya Pemkot Bandung dalam mewujudkan smart city, kata dia, yaitu dengan membangun infrastruktur yang dibutuhkan.
"Ratusan aplikasi atau software manajemen kota diharapkan tuntas dalam tiga tahun ke depan. Saya yakin partisipasi masyarakat terhadap program ini akan tinggi mengingat tingkat kemampuan warga terhadap teknologgi informasi cukup tinggi,’’ tutur dia.
Dikatakan Emil, berbagai persoalan dalam penataan kota saat ini sebenarnya bisa menjadi peluang dalam dalam membuat aplikasi. Oleh karena itu, kata dia, sinergi antara pemerintah kota dengan warganya sangat dituntut agar program ini segera terwujud.
Ia memberi contoh bagaimana Singapura yang memiliki 1.600 online service dan aplikasi untuk mendukung berbagai kebijakan smart city. Keberhasilan Singapura tersebut, kata dia, salah satunya karena sinergi antara pemerintah dengan warganya.
"Pemerintah kota bersama masyarakatnya akan memulai melakukan upaya menuju ke arah sana (Sipangura). Meski saat ini baru sebagian kecil aplikasi yang sudah diterapkan, namun ke depan peluang akan lebih besar lagi,’’ tutur dia.