REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS), Haris Aziz Azhar mengatakan, eksekusi mati kepada duo Bali Nine dinilai sarat muatan politis.
"Ada indikasi politik pencitraan pemerintahan Jokowi yang ingin mengembalikan popularitas di mata masyarakat. Sebab, ia tahu ini isu sensitif, masyarakat mendukung hukuman mati bagi tersangka narkoba," ujarnya saat duhubungi, Selasa (28/4).
Selain politik pencitraan dalam negeri, Haris juga menilai eksekusi mati bertujuan menarik perhatian Cina. Pemerintahan Jokowi, lanjutnya, ingin mendekatkan diri dengan pemerintah Cina dengan menimbulkan pro-kontra kepada Barat.
''Barat sangat mendukung hak asasi manusia (HAM). Posisi ini digunakan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tiongkok,'' ujar Haris.
Secara jangka panjang, Haris melihat ada kepentingan ekonomi yang ingin dibangun Indonesia dengan Cina. "Bisa dilihat secara jelas dari kacamata yang lebih luas. Ke depannya Indonesia lebih cenderung ingin mendapatkan dukungan ekonomi dari Tiongkok," pungkas Haris.