REPUBLIKA.CO.ID, KARIMUN -- PT PLN Persero Ranting Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau kembali memberlakukan pemadaman bergilir disebabkan kerusakan pada mesin pembangkit listrik tenaga uap di Tanjungsebatak, Tebing.
"Tadi malam teknisi sudah menyalakan mesin PLTU yang mengalami gangguan sejak sepekan lalu, tapi kembali rusak pada pipa sehingga kami terpaksa meneruskan pemadaman bergilir," kata Kepala PT PLN Persero Ranting Tanjung Balai Karimun Dedi Januar di Tanjung Balai Karimun, Kamis (30/4).
Pemadaman bergilir telah berlangsung lebih dari satu pekan akibat rusaknya dua unit mesin PLTU di Tanjungsebatak. Dedi Januar mengatakan sementara pasokan daya untuk seluruh pelanggan di Pulau Karimun Besar sepenuhnya bergantung dengan mesin PLTD di Bukit Carok.
Semua mesin PLTD di Bukit Carok yang berjumlah 16 unit dioperasikan untuk memenuhi kekurangan daya akibat rusaknya dua mesin PLTU Tanjungsebatak.
"Total daya yang disalurkan dari 16 mesin PLTD di Bukit Carok sekitar 20 MW, tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan daya saat beban puncak yang mencapai 25 megawatt (MW). Mau tak mau kami harus memberlakukan pemadaman bergilir dengan jadwal 2 hari hidup 1 hari mati," kata dia.
Pemadaman bergilir, kata dia lagi, diberlakukan pada saat beban puncak, yaitu mulai pukul 18.00 hingga 23.00 WIB. Ia meminta pelanggan memaklumi pemadaman bergilir tersebut. Teknisi, menurut dia terus berupaya memperbaiki kerusakan pada dua unit mesin PLTU Tanjungsebatak.
"Sesegera mungkin dua unit mesin PLTU kami operasikan kembali. Total daya dua unit mesin sekitar 7 MW, cukup untuk memenuhi kebutuhan daya saat beban puncak," katanya.
Terkait pemadaman mendadak yang dikeluhkan beberapa warga, ia mengatakan disebabkan adanya gangguan akibat faktor nonteknis, seperti kebakaran pada travo.
"Memang kemarin ada pemadaman mendadak, ada meledak karena faktor alam atau nonteknis. Itu diluar kemampuan kami, dan kami minta pelanggan memakluminya," ujarnya.
Seorang warga Bukit Senang, Iwan mengeluhkan pemadaman bergilir oleh PLN. Ia mengaku terpaksa menumpang di rumah teman untuk menuntaskan pekerjaannya.