REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu tokoh perubahan Republika 2014, Tri Rismaharini menegaskan bahwa penutupan semua lokalisasi prostitusi yang ada di Kota Surabaya, Jawa Timur, karena untuk melindungi anak-anak. Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengaku tak bergming meskipun seringkali mendapat ancaman saat menutup lokalisasi prostitusi itu.
“Yang harus saya katakan sesungguhnya bahwa kami ingin melindungi anak-anak kami dari kerusakan-kerusakan yang disebabkan kawasan lokalisasi,” katanya saat pidato malam penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2014, di Jakarta, Kamis (30/4) malam.
Dia menambahkan, lokalisasi identik dengan narkotik dan obat-obatan berbahaya (narkoba), minuman keras (miras), perdagangan manusia (human trafficking), maupun penindasan yang luar biasa terhadap kaum perempuan yang tinggal di lokalisasi.
Sekarang ia membuktikan bahwa apa yang dia lakukan benar. Saat ini, kata dia, Pemerintah Surabaya sedang merawat anak-anak yang pernah menjadi korban akibat adanya kawasan bisnis haram itu. “Kami mengasuh anak-anak ini karena tidak tahu siapa ibu dan ayahnya,” katanya.