REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PSSI secara resmi telah menghentikan Indonesia Super League (ISL) sebagai buntut kisruh dengan Kemenpora. Hasilnya, sejumlah klub harus menelan pil pahit tak mampu bertanding di ajak sepak bola paling bergengsi di Indonesia itu. Kekecewaan klub tak pelak lagi terjadi.
Pelatih Pelita FC Rahmat Darmawan menyayangkan berhentinya kompetesi akibat kisruh saat ini."Saya ingat dulu liga sempat berhenti saat kerusuhan 1998 dulu, tapi sekarang situasi kan tidak seperti itu jadi seharusnya liga tetap bergulir karena Indonesia aman-aman saja," katanya.
Menurutnya, seharusnya keputusan harus dibuat matang-matang dengan menunggu terlebih dahulu."Kita wait and see dulu lah, jangan putusin kayak gitu," tutur mantan pelatih tim nasional Indonesia itu. Apalagi menurutnya, saat ini ini Indonesia sedang gencar di bidang pembangunan manusia.
"Sekarang kan katanya fokus pemerintah itu pembangunan sumber daya manusia jadi atlet itu termasuk dong," ungkapnya.
Ia merasa aneh dengan kisruh saat ini sebab harusnya kondisi Indonesia yang sedang aman justru seharusnya membuat sepak bola tumbuh. Sedangkan pihak klub Persijak ketika ditanyai oleh Republika menolak berkomentar. Pasalnya, menurut Humas Persija Viola, ia belum menerima surat resmi yang menyatakan penghentian itu.
"Kita belum dapat surat resminya, kemungkinan senin ya baru bisa beri tanggapan," ucapnya.
Di sisi lain, Komisaris utama klub Persebaya 1927 Saleh Mukadar turut memberi tanggapan. Menurutnya, alasan penghentian ISL itu hanya mengada-ngada."Mereka cuma cari alasan aja terus lepas tanggung jawab," katanya. Selain itu ia meyakini bahwa ini salah satu cara guna mengadu domba klub-klub beserta pemain yang berlaga di ISL.