REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Setelah tertahan dua hari di Kuala Lumpur akibat pembatalan penerbangan ke Kathmandu, tim kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) langsung memberikan bantuan medis kepada pengungsi gempa Nepal setibanya di Kathmandu, Ahad (3/5). Bantuan medis ke Bakhdapur, 20 km dari Kathamndu, merupakan hasil dari koordinasi dengan pejabat pemerintahan setempat, KBRI dan BNPB Indonesia yang berada di Nepal.
Penyakit yang terbanyak diperiksa oleh relawan yaitu ISPA, rawat luka, dermatitis, gastritis, rheumatoid, penyakit kulit dan diare. Sebagian besar pengungsi lansia dan anak-anak mengalami trauma akibat gempa di Bakhdapur, yang merupakan wilayah ketiga terparah dampak gempa 7,9 SR. Warga Nepal masih membuthkan bantuan pelayanan kesehatan, air bersih, bahan pangan dan dapur umum.
Ketua Tim Relawan di Nepal Muhamad Rudi mengatakan pemeriksaan medis pengungsi yang tinggal di tenda-tenda darurat wilayah Bakhdapur Dirdar Square sangat dibutuhkan karena keterbatasan petugas medis. "Bantuan obat-obatan dan alat kesehatan juga akan segera disalurkan kepada rumah sakit setempat yang kekurangan obat-obatan," kata dia.
Pemeriksaan medis kepada korban gempa Nepal merupakan rangkaian bantuan kemanusiaan BSMI sebagai respon bencana gempa yang menelan korban jiwa lebih dari 10.000 orang. Tim relawan yang saat ini di Nepal terdiri dari Muhamad Rudi, Dr. dr. Aris Prasetyo, M.Kes (relawan medis), Riga Daniswara dan Ibnu Hadi (relawan logistik dan humas). Rencananya, mereka akan berada di sana selama dua pekan.
Tim relawan juga turut mencari informasi WNI korban gempa.Tim yang saat ini di Nepal adalah tim advance (assesment) yang membawa bantuan obat-obatan dan alat kesehatan dengan berat 500 kg senilai Rp 250 juta.
Selama di Nepal, tim ini akan memetakan apa saja kebutuhan mendesak bagi para korban pasca gempa. Hal ini akan akan sangat berguna bagi para rombongan relawan gelombang kedua dari Indonesia. Pengiriman relawan yang kedua ke Nepal, paling cepat satu atau dua pekan sejak tim advance berangkat.
Nantinya, tim kedua akan lebih banyak relawan yang berasal dari dokter spesialis seperti anastesi, orthopedi, penyakit dalam, kesehatan masyarakat, anak dan psikososial (trauma healing) untuk mengoperasikan RS Lapangan di Kathmandu.
Bagi masyarakat Indonesia yang ingin menyumbangkan bisa menitipkan melalui kantor pusat BSMI dan kantor-kantor cabang yang ada di 120 kota se-Indonesia atau bisa disalurkan melalui Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid (DPU-DT).