REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Dalam usianya yang ke-101 tahun, Fulche Tamang dari distrik Nuwakot, Nepal telah bertahan dari dua gempa terdahsyat yang pernah melanda negara itu.
Lelaki yang berusia lebih dari seabad itu sedang duduk di rumah saat gempa melanda.
“Tiba-tiba ada suara tabrakan keras dan segala sesuatu mulai berjatuhan. Rumah saya juga hancur. Dinding di sekitar saya runtuh, langit-langit juga ambruk. Puing-puing menjatuhi saya,” ujarnya, dikutip dari Al Jazeera, Senin (4/5).
“Lengan dan kaki saya terjebak di bawah reruntuhan. Menantu saya datang dan menarik saya keluar,” kata Tamang.
Di antara para korban gempa, ia masih tampak sigap di usia senja. Sepekan setelah gempa kuat melanda negara Himalaya itu, Tamang yang terdampar bersama anggota keluarganya di distrik Nuwakot, diselamatkan oleh helikopter dan dibawa ke klinik. Untungnya, dia hanya menderita luka-luka ringan.
Menurutnya, gempa kali ini jauh lebih buruk daripada gempa yang terjadi pada 1934. Sebanyak tujuh orang dari desanya meninggal akibat gempa 25 April itu.
Namun, Tamang merasa terganggu oleh perhatian media yang ia terima sejak tiba di pos kesehatan. “Saya pikir tidak terlalu penting apakah saya hidup atau mati. Saya sudah menjalani kehidupan yang penuh," katanya blak-blakan.