REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat terdapat tujuh titik panas atau hotspot di wilayah Riau. Titik panas tersebut mengindikasikan terjadi kebakaran lahan dan hutan.
Kepala Sub Bidang Informasi Metereologi BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan tujuh titik panas itu terdapat di Kabupaten Pelalawan, Inhil, Kampar, Rokan Rohil dan Siak.
"Di Pelawan terlihat dua titik hotspot," ujar Hary di Jakarta, Kamis (7/5).
Selanjutnya, di Kabupaten Kampar, Inhil, Rokan Hilir dan Siak masing-masing terdeteksi sebanyak satu titik panas. Sementara itu untuk tingkat keakuratan atau 'confidence' di atas 70 persen. Angka tersebut mengindikasikan kemungkinan besar adalah sumber titik api kebakaran terdapat sebanyak satu titik yang berada di Kabupaten Kampar.
Hary menambahkan, titik panas itu berhasil terdeteksi melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua dengan sensor MODIS. Untuk di wilayah Sumatera, BMKG mencatat terdapat 28 hotspot.
BMKG juga telah meminta pemerintah untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla yang berpeluang terjadi saat musim kemarau melanda Provinsi Riau pada akhir bulan Mei ini.
"Mulai akhir Mei, Riau diprakirakan akan mulai kemarau hingga bulan September," kata Hary.
Ia mengatakan pola arah angin pada bulan Mei akan berhembus dari Selatan ke Timur Laut dan Utara. Bila kebakaran hutan dan lahan di Riau tidak ditangani secara cepat, polusi asap diperkirakan akan melanda negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
"Kalau sampai terjadi bencana asap akibat kebakaran, pasti mengarah ke negara tetangga," ujar Hary.