Jumat 08 May 2015 12:05 WIB

Sri Sultan Ingin Ubah Tradisi Keraton?

Rep: C93/ Red: Citra Listya Rini
Raja Yogyakarta, Sri Sultan HB X (kiri) saat memberikan Sabda Tama di Keraton Yogyakarta, Kamis (10/5).
Foto: Antara/Regina Safri
Raja Yogyakarta, Sri Sultan HB X (kiri) saat memberikan Sabda Tama di Keraton Yogyakarta, Kamis (10/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua PWNU DIY M. Jadul Maula mengatakan perubahan nama dan gelar serta penobatan GKR Pembayun sebagai Putri Mangkubumi yang berarti pengangkatan sang putri menjadi putri mahkota adalah indikasi Sri Sultan ingin mengubah paugeran keraton.

Dengan kata lain, lanjut Jadul, Sri Sultan ingin mengubah tradisi yang ada dengan sesuatu yang baru yang belum jelas akar dan dasarnya dari mana.

 

“Kalau yang sebelumnya kan jelas itu dasarnya dari Islam. Terutama mengenai gelar yang dihapuskan (Khalifatullah) yang berkaitan juga dengan nama Hamengkubuwono,” kata Jadul kepada Republika Online (ROL), Jumat (8/5).

 

Jadul menambahka, Khalifatullah fil Ardh yang berarti utusan Allah di muka bumi, erat kaitannya dengan Hamengkubuwono yang berarti penjaga keseimbangan bumi. Sementara Bawono yang nota bene pengganti Buwono itu memiliki makna yang lebih luas.

 

“Alam semesta atau alam raya itu terlalu abstrak. Sementara khalifatullahnya juga dihilangin jadi kehilangan penyangganya,” kata Jadul menambahkan.

 

Sebelumnya, Sri Sultan mengeluarkan lima sabda yakni, pertama, penyebutan Buwono diganti menjadi Bawono. Kedua, kata Khalifatullah dalam gelar Sultan 'Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Ngalaga Ngabdurrakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping Sedasa Ing Ngayogyakarta Hadiningrat' dihilangkan.

 

Ketiga, penyebutan kaping sedasa diganti kaping sepuluh. Keempat, mengubah perjanjian pendiri Mataram yakni Ki Ageng Giring dengan Ki Ageng Pemanahan. Kelima atau terakhir menyempurnakan keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek dengan Kanjeng Kyai Ageng Joko Piturun.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement