REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satai maranggi menjadi makanan yang banyak disukai. Pengunjung ke Kota Purwakarta banyak ingin menikmati kuliner satu ini.
Pemerintah Kabupaten Purwakarta menjalin kerjasama dengan Rumah UKM untuk mempromosikan kuliner satu ini. Satai maranggi akan menjadi icon Purwakarta yang menarik tamu datang.
Meski satai maranggi tidak bisa dibilang asli Purwakarta, namun kehadirannya sudah sangat mengakar. Salah satu yang terkenal adalah satai maranggi Cibungur milik Hj. Yetti. Tempat ini sudah seperti menjadi icon kota Purwakarta.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ingin jumlah pengusaha terus tumbuh di Purwakarta terutama dari generasi mudanya. Pendidikan generasi muda Purwakarta diharapkan berorientasi wirausaha. “Biar anak tukang satai, lulus dengan nilai jelek tapi bisa bikin satai, kalau enak kelak dia bisa jadi juragan satai,” ujar Dedi Mulyadi, di Purwakarta, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/65).
Kerjasama antara Pemkab Purwakarta dengan Rumah UKM secara resmi ditandai dengan penandatanganan kerjasama, Pemkab Purwakarta diwakili Bupati Dedi Mulyadi, dan Rumah UKM diwakili Founder Rumah UKM Subiakto Priosoedarsono.
Subiakto yang juga dikenal pernah melambungkan banyak brand ternama di Indonesia sebagai praktisi branding menangkap potensi UKM Purwakarta agar bisa lebih baik lagi, terutama untuk pengusaha satai maranggi. "Potensi ini harus dikembangkan. Supaya bisa dikenal juga secara nasional,” jelas Subiakto.
Salah satu upaya yang harus dilakukan, sebut dia, yakni dengan menjaga keaslian cita rasanya dari mulai bumbu dan bahan-bahan lainnya. Sedangkan salah satu upaya memperkenalkannya adalah dengan membuat festival. Karena, rasa baru bisa diketahui setelah masakannya dicicipi. “Jadi, ketika orang mendengar kata Purwakarta, yang akan diingat itu satai maranggi,” lanjut Subiakto.