Sabtu 09 May 2015 16:43 WIB

Menag: MTQ Momentum Masyarakat Mencintai Alquran

Salah satu perlombaan MTQ di Indonesia.
Foto: Republika/Agung Supriyanto/ca
Salah satu perlombaan MTQ di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) merupakan momentum penting dalam membentuk masyarakat yang mencintai Alquran.

"MTQ dapat menjadi sarana pembelajaran agar masyarakat Muslim Indonesia senantiasa menjadikan Alquran sebagai imam dan tiang agama dalam kehidupan sehari-hari," kata dia pada pembukaan MTQ ke-43 tingkat Provinsi Lampung, di Kota Metro, Jumat (8/5) malam.

Ia menyebutkan, Alquran adalah sumber nilai dan kearifan, bukan benda pusaka yang hanya diletakan dalam rak-rak museum sejarah.

Tantangan umat Islam ke depan akan semakin kompleks. Seiring kemajuan teknologi informasi dan kondisi masyarakat yang saat ini terus didesak oleh globalisasi seperti egoisme, hedonisme, sekulerisme, individualisme, dan radikalisme berbasis agama, maka menjadi tugas umat Islam membentengi moral masyarakat agar tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama.

Ia menilai, masyarakat Lampung tidak dapat dilepaskan dari tradisi nilai-nilai agama. Sejarah mencatat Islam sangat erat dengan adat dan budaya Lampung. Sifat-sifat yang telah diwariskan oleh budaya orang Lampung, harus dikembangkan dengan penanaman nilai-nilai Alquran.

"Dengan adanya penyelenggaraan MTQ di seluruh provinsi di Indonesia, khususnya Lampung, dapat membangun masyarakat yang memiliki karakter dan jati diri yang terpuji," ujarnya.

Lukman mengharapkan pentingnya masyarakat Indonesia, termasuk Lampung, untuk mempertahankan tradisi mengaji (nderes) Alquran selepas Maghrib (Gerakan Magrib Mengaji).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement