REPUBLIKA.CO.ID, MONROVIA -- Pihak Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu (9/5) secara resmi menyatakan Liberia bebas dari wabah virus Ebola. Disebutkan pula, Liberia menjadi negara pertama yang steril dari persebaran virus Ebola di kawasan Afrika Barat. Sebelumnya, di kawasan tersebut terdapat tiga negara yang berdampak virus Ebola paling serius.
"Wabah penyakit di Liberia akibat virus Ebola kini sudah berakhir," tegas Dr Alex Gasasira sebagai perwakilan WHO di Liberia, Sabtu (9/5) seperti dilansir the New York Times.
Sebelum Dr Alex menyampaikan pernyataannya pada jumpa pers, epidemiologis Luke Bawo menunjukkan sebuah peta. Tampak seluruh wilayah Liberia telah diberi warna hijau dan angka 42 di atasnya. Angka itu menunjukkan lamanya masa inkubasi maksimal untuk virus Ebola, yakni 42 hari.
Ada pun tenggat 42 hari itu telah lewat semenjak pemakaman jasad terakhir orang Liberia yang dipastikan terjangkit virus tersebut. Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, yang turut hadir dalam jumpa pers ini, menyatakan terima kasihnya untuk seluruh warga Liberia dan juga WHO yang telah berjuang mengatasi Ebola.
Presiden Ellen lantas mengajak semua pihak untuk mengenang seluruh korban meninggal akibat terjangkit virus ini. "Mereka selalu ada dalam hati kita. Marilah kita rayakan (bebasnya Liberia dari Ebola), tapi dengan khidmat dan tetap siaga," ujar Presiden Ellen.
Penyebab merebaknya virus Ebola di Afrika Barat masih belum bisa dipastikan. Hanya saja, WHO mengungkapkan, empat dari enam negara di Afrika dalam waktu tiga tahun terakhir dapat bebas dari wabah Ebola.