REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Potensi energi terbarukan di Provinsi Jabar, berlimpah. Selain air, dan geothermal, energi angin pun kini mulai dilirik pemanfaatannya. Pantai selatan Jabar pun dipilih sebagai lokasi pemanfaatan energi alternatif (listrik) tenaga angin bagi masyarakat Jabar.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, saat ini, pemanfaatan energi terbarukan terus berkembang. “Sekarang muncul Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), memanfaatkan energi angin,” ujarnya, belum lama ini.
Pemerintah pusat sendiri, mulai mengembangkan PLTB di Samas-Yogyakarta sebesar 50 mW dan di Sidrap-Sulawesi Selatan. Untuk itu, kata Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar, Sumarwan H S, Jabar juga memiliki potensi alam untuk mengembangkan PLTB.
Saat ini, kata Sumarwan, sedang dikembangkan pemanfaatan angin di wilayah Ciemas, Sukabumi. “Sedang dibangun di Sukabumi sebesar 10 mW. Ini swasta yang membangunnya,” katanya.
Menurut Sumarwan, pemanfaatan energi angin terbilang sangat murah. Namun dihadapkan banyak tantangan. Sebelum dibangun PLTB tersebut, membutuhkan sebuah kajian mendalam soal potensi angin di suatu kawasan. Kajian ini, memakan waktu paling cepat selama setahun.
Namun, kata dia, sampai saat ini, belum ada data akurat soal hitungan potensi angin. Untuk menghitungnya, dibutuhkan lorong angin. “Kajiannya biasa dilakukan oleh Lapan," katanya.
Selain itu, peralatan PLTB juga cukup mahal. Kualitas peralatan harus menjadi perhatian utama, dan diwajibkan untuk tahan korosi. Hal tersebut mejadi sebuah syarat mengingat pemasangannya berada di wilayah pantai sehingga kerap terkena air laut yang kaya akan kandungan garam.
Tantangan lainnya, kata dia, adalah dari sisi jaringan. Dibutuhkan jaringan yang panjang untuk menyalurkan hasil energi listrik kepada masyarakat. “PLTB berada di pantai sehingga butuh jaringan yang panjang. Dan ini menjadikannya mahal,” kata Sumarwan.