REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI – Jumlah pernikahan anak perempuan dengan milisi ISIS meningkat pesat di Kota Derna, Libya. Dilaporkan, anak-anak usia 12 tahun terpaksa menikah dengan milisi ISIS sebagai bentuk pertukaran perlindungan.
Dilansir dari Ibtimes, Senin (11/5), jumlah anak perempuan di bawah umur yang terpaksa menikah meningkat 15 kali lipat. Peningkatan ini terjadi sejak milisi ISIS mulai menjangkau kota-kota kecil di Libya.
Menurut seorang aktivis lokal, Asmaa Said, pernikahan dini tersebut hanya bisa dipantau dari klinik setempat. “Setiap pekan, kami menemukan empat sampai lima kasus pernikahan dini. Kondisi ini semakin parah setiap pekannya,” papar Asmaa.
Ginekolong setempat mengonfirmasi kebenaran data tersebut. Berdasarkan pantauan mereka, semakin banyak jumlah perempuan belia yang mengalami cedera akibat hubungan seksual yang terlalu dini.
"Mereka datang ke klinik sambil masih bermain dengan boneka mereka," ujar dokter yang enggan disebutkan namanya.
Aktivis lain, Abdel-Rahman, mengatakan para orang tua sengaja menyerahkan anak gadis mereka kepada para milisi. Status perkawinan dianggap sebagai bentuk perlindungan terhadap keselamatan seluruh anggota keluarga.
"Beberapa dari mereka bahkan mendapatkan mobil bagus dan rumah bagus juga," kata dia kepada surat kabar setempat.
Seperti diketahui, Libya mengalami konflik dalam negeri sejak pemimpin negara tersebut, Muammar Gaddafi, digulingkan pada 2011. Saat ini, pasukan pro-pemerintah bersaing dengan kelompok islam radikal untuk berebut pengaruh di negara tersebut.