Selasa 12 May 2015 22:32 WIB

Warga Australia Lebih Banyak Gunakan Narkoba, Warga Inggris Banyak Perokok dan Miras

Red:
narkoba
Foto: abc news
narkoba

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Sebuah laporan yang dibuat oleh Universitas Adelaide mengatakan bahwa secara umum lebih banyak warga Australia yang menggunakan narkoba dibandingkan warga Inggris. Namun di Inggris, lebih banyak orang merokok dan menenggak minuman keras (miras).

Dan penelitian berdasarkan data global tersebut menemukan  bahwa walau warga Australia lebih banyak minum minuman keras, namun mereka tidak menghadapi masalah dibandingkan warga di Inggris atau Amerika Serikat.

Sekitar 3,7 persen warga Australia masuk dalam kategori kecanduan alkoholl sementara di Inggris angkanya adalah 12,1 persen dan di Amerika Serikat 7,8 persen.

Namun dalam masalah penggunaan narkoba seperti ganja, esktasi, dan obat-obatan yang  bisa menyebabkan ketergantungan seperti codeine dan morphine, lebih banyak warga Australia yang menggunakannya.

Penelitian yang dilakukan Universitas Adelaide ini mengataian 10,3 persen warga Australia merokok ganja paling tidak sekali dalam 12 bulan, dibandingkan hanya 5,7 persen warga Inggris.

Tiga persen warga Australia menggunakan ekstasi, dibandingkan di Inggris angkanya adalah 1,1 sampai 1,7 persen.

Menurut penulis laporan, Associate Professor Linda Gowing, data yang ada ini menunjukkan  dampak penggunaan narkoba cukup signifikan di Australia.

"Dikatakan bahwa di Australia,  kecanduan paling utama adalah alkohol dan rokok, namun juga ketergantungan akan obat-obat terlarang," kata Gowing baru-baru ini.

"Yang penting juga adalah bahwa kita tetap mempertahankan strategi kita mengenai alkohol dan rokok. Kita cukup berhasil dalam masalah ini, sementara itu kita juga harus mengalihkan perhatian untuk menangani masalah ketergantungan akan narkoba."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement