REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investor Belanda akan membangun sistem pelelangan ikan elektronik di Maluku, sehingga memudahkan proses jual beli ikan di kawasan yang dicanangkan sebagai lumbung ikan nasional tersebut.
"Pelelangan sekarang kan manual, orang datang, tawar, beli. Kalau elektronik ini melalui sistem web based atau cloud system. Jadi anda, sebagai pedagang cukup duduk di rumah atau kantor untuk melihat pelelangan di lokasi setempat," kata Ketua Bidang Investasi, Banking, Finance dan Pengembangan Usaha Kadin Indonesia Wilayah Timur Reza Maspaitella di Jakarta, Rabu (13/5).
Dengan sistem elektronik, proses pelelangan akan menjadi lebih mudah, bersih dan cepat. Pasalnya, ikan akan langsung dikemas untuk dikirimkan ke pembeli setelah mencapai harga lelang yang tinggi.
Reza mengatakan investor dari Belanda sudah menyatakan minatnya untuk mengimplementasikan sistem tersebut di Maluku."Meski sistemnya dari Belanda, hasil lelangnya bisa dikirim ke Jepang, Korea atau Rusia, tidak mesti harus ke Belanda saja. Ini yang kita bangun kerja sama strategisnya," ujarnya.
Menurut Reza, persiapan prakajian hingga pelaksanaan proyek diperkirakan memakan waktu enam bulan hingga satu tahun. "Tapi kami dorong supaya bisa segera dilaksanakan tahun ini juga," katanya.
Menurut dia, sistem elektronik diyakini bisa memaksimalkan potensi perikanan nasional setelah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menahan laju penangkapan ikan liar melalui sejumlah kebijakan. Sistem elektronik juga dinilai bisa mencegah aksi tengkulak atau lelang manual yang merugikan nelayan.
Kendati enggan menyebutkan investor Belanda yang akan berinvestasi untuk proyek pelelangan ikan elektronik, Reza mengatakan mitra lokalnya di Maluku merupakan perusahaan-perusahaan yang nantinya akan ikut mengembangkan kawasan terpadu di daerah itu.
"Mitra lokalnya ada dalam kawasan terpadu di Maluku, ada empat sampai lima institusi Kadin yang akan galang kerja sama pemerintah dengan swasta dan swasta dengan swasta nanti. Skemanya 'business to business'," katanya.
Ada pun untuk investasi proyek tersebut, menurut Reza, diusulkan untuk dibayarkan per transaksi. "Jadi untuk investasi sistem elektroniknya ini, kami usulkan tidak harus beli. Mereka 'install' (pasang), kami pakai, kami bayar per transaksi. Kan setiap transaksi ada biaya transaksinya, jadi pembeli yang bayar," katanya.