REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia (UI), Muhammad Luthfi mengungkapkan, kelompok-kelompok Islam moderat seperti Muhammadiyah dan NU dapat menjadi pilar untuk menangkal penyebaran paham ISIS di Indonesia.
"Kelompok-kelompok Islam moderat, seperti Muhammadiyah dan NU dapat kita gunakan untuk mencegah meluasnya paham ISIS. Mereka adalah salah satu tonggak demokrasi kita," ungkapnya dalam sebuah diskusi di Institut Peradaban, Jakarta, Rabu (13/5).
Luthfi menambahkan, dengan catatan kedua ormas Islam tersebut tetap bisa menjaga netralitas mereka dalam berpolitik. Karena itu, umat Islam harus ikut mengerem agar orientasi politik Muhammadiyah dan NU tidak terlalu tinggi.
"Ambil contoh di Mesir. Ikhwanul Muslimin adalah kelompok moderat, tapi orientasi mereka dalam politik besar. Akibatnya, benturan dengan kelompok lain yang orientasi politiknya sama-sama tinggi tak terhindarkan," ujar Luthfi.
Dia menilai, pemikiran salafi bisa menjadi radikal pada titik tertentu. "Tapi, banyak juga orang salafi yang berpikir moderat dan tidak terpengaruh dengan ISIS. Mereka ini yang harus kita gandeng untuk mendekati dan mengingatkan orang-orang di kelompoknya yang telah termakan paham ISIS."
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai badan pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mengatasi masalah ISIS juga perlu bekerjasama dengan tokoh-tokoh Islam, sekolah, pondok pesantren, dan universitas. Ia pun menekankan bahwa umat Islam harus sadar ISIS bukan masalah kita di Indonesia, tetapi persoalan mereka di Timur Tengah.