Ahad 17 May 2015 08:33 WIB

Jokowi: Beberapa Tahun Terakhir Masyarakat Dimanjakan Subsisi BBM

Presiden Jokowi hadiri Jambore Komunitas Juang Relawan Jokowi di Bumi Perkemahan Cibubur, Sabtu (16/5).
Foto: Setkab
Presiden Jokowi hadiri Jambore Komunitas Juang Relawan Jokowi di Bumi Perkemahan Cibubur, Sabtu (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta rakyat untuk bersabar karena pencapaian target pembangunan membutuhkan proses. Presiden mengatakan, ada sejumlah hal yang diperbaiki, antara lain mengubah pola subsidi yang semula bersifat konsumtif menjadi produktif, berupa pemberian bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan dan juga pembangunan infrastruktur.

Dia menyebutkan, selama beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia telah dimanjakan dengan subsidi terhadap harga bahan bakar minyak (BBM). Padahal, sebetulnya anggaran untuk subsidi itu besar sekali. Satu tahun bisa memakan Rp 300 triliun, dan itu berlangsung selama bertahun-tahun.

“Kenapa dipangkas dan dialihkan ke tempat produktif karena kita tidak mau masyarakat konsumtif,” tegas Jokowi dalam 'Jambore Komunitas Juang Relawan Jokowi' di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, seperti dilansir laman Setkab, Sabtu (16/5).

Dia melanjutkan, demikian juga kenaikan harga beras beberapa waktu lalu, pemerintah didesak untuk melakukan impor beras. “Kenapa naik karena ada desakan mencoba didesak agar kita impor, harga pasti jatuh, mau buat kebijakan mudah, gampang impor beras hanya Rp 4 ribu tapi petani makan apa?” kata mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.

Presiden Jokowi  menegaskan, ke depan pemerintah akan fokus pada infrastruktur. Ia meyakini kalau nanti pelabuhan sudah baik, kereta api di Papua, Kalimantan Sumatera maka distribusi akan mudah dan barang akan jadi murah.

Dia meminta kepada masyarakat agar dapat mendukung kebijakannya untuk mengalihkan subsidi ke sektor produktif. Jokowi meyakini, penderitaan yang kini dirasakan masyarakat akan berkurang di masa yang akan datang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement