REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN-- Pendakian Erry Yunanto (21) ke puncak Merapi merupakan inisiatifnya sendiri. Hal ini disampaikan oleh Wakil Rektor III Universitas Atma Jaya, Sigit Widiarto di Kampus II UAJY, Senin (18/5).
"Erry mendaki tanpa ada koordinasi dengan Mapala Kampus. Tapi karena Mas Erry merupakan bagian dari keluarga besar Universeitas Atma Jaya, kami akan mendukung proses evakuasi. Kami pun mengapresiasi usaha dari Tim SAR yang hingga saat ini melakukan upaya evakuasi korban," ujar Rektor UAJY, Sri Nurhartanto.
Menurut Sigit, Erry mendaki Merapi bersama lima temannya. Satu di antaranya adalah mahasiswa dari Fakultas Teknik UAYJ. Sedangkan empat lainnya merupakan teman SMA Erry. Saat pendakian, hanya Erry dan satu temannya yang sampai ke Puncak Merapi. Sedangkan empat lainnya berhenti sebelum puncak.
Berdasarkan keterangan saksi, korban terpeleset, lalu jatuh ke dalam kawah setelah berfoto di Puncak Garuda. Menurut Sigit, ia mendapat kabar kecelakaan Erry pada malam sabtu. Setelah itu, pihak kampus segera mengonfirmasi berita tersebut. "Jadi mas Erry memang mendaki untuk mengisi waktu libur panjang," ujarnya.
Tak lama, pihak universitas mengirimkan bantuan untuk tim evakuasi dari Mapala. Relawan Tim Evakuasi, Martin Yanuar menuturkan, saat ini ada 70 orang petugas evakuasi yang merupakan gabungan tim SAR dan relawan. Adapun kendala dalam proses evakuasi adalah medan yang berat dan ancaman uap panas.
"Suhu di dalam kawah minimal mencapai 400 derajat celcius," katanya.
Saat ini tim Search Rescue Unit (SRU) di kawah Gunung Merapi terus bergerak. Tim akan melakukan evakuasi dengan sistem vertikal rescue. Tim akan menurunkan seorang rescuer untuk mencapai titik keberadaan korban. Setelah mencapai lokasi, korban akan diikat pada dragbar untuk ditarik naij ke atas dengan cara ditarik. “Saat ini instalasi telah terpasang dan siap digunakan,” katanya.
Karena ancaman gas beracun, rescuer yang turun menjemput korban akan menggunakan alat bantu pernapasan. "Penggunaan oksigen sangat terbatas, kapasitasnya hanya sekitar 15 menit,” papar Martin.
Ia pun menjelaskan, saksi kecelakaan yang juga teman korban, bernama Dicky belum boleh ditemui langsung untuk menceritakan kronologis kejadian. Saat ini ia masih berada di Dusun Selo, Boyolali.