REPUBLIKA.CO.ID, SIERRA LEONE -- Kasus penyebaran virus Ebola semakin menurun di Sierra Leone. Penurunan ini dinilai disebabkan toleransi agama Kristen dan Islam yang berperan mendidik masyarakatnya soal penyakit Ebola.
Di Sierra Leone dianggap sangat menghormati keyakinan agama yang lain. Tokoh agama masing-masing saling bekerjasama untuk memberantas Ebola. Di Masjid dan Gereja para pemimpin agama mengajarkan orang tentang pencegahannya dengan mengambil contoh dari kitab suci masing-masing yakni Alquran dan Alkitab.
Seperti dilansir dari VOA News, Selasa (19/5) ide ini datang dari sebuah organisasi lokal yang disebut 'Focus 1000'. Mereka mengatakan pentingnya bekerjasama dengan para pemimpin dari agama yang berkembang di sana.
Awalnya orang enggan menerima anggapan bahwa penderita Ebola harus dikarantina. Seorang imam Masjid di Sierra Leone Ramadan Jalloh juga mengambil contoh dari Alquran dalam khutbahnya tentang Ebola.
"Islam telah memperingatkan terhadap apapun yang akan membahayakan kehidupan seseorang. Jadi jika Anda mencuci tubuh dan menyentuh tubuh yang akan menyebabkan masalah, maka Islam memperingatkan terhadap tindakan semacam itu (karantina)," kata Jalloh.
Sementara itu Pendeta Christiana Sutton-Koroma mengatakan menjelaskan kepada pemeluk agama Kristen tentang pencegahan Ebola yang tertulis dalam Alkitab.
"Itu adalah satu hal kunci yang tercantum dalam Alkitab bahwa ketika seseorang terinfeksi dengan penyakit menular maka individu atau masyarakat itu harus dikarantina," jelas Sutton-Koroma.
Lembaga bantuan World Vision melakukan kerjasama dengan para pemimpin agama di seluruh negeri untuk masalah yang sama. Direktur Nasional World Vision Leslie Scott mengatakan toleransi beragama para pemimpin mampu memberikan kontribusi besar bagi pencegahan virus Ebola berkembang.
"Anda dapat belajar untuk saling toleransi di SIerra Leone. Saya berharap seluruh dunia pun bisa belajar bahwa Kristen dan Muslim dapat hidup bersama dan melakukan hal yang besar seperti pertempuran melawan Ebola ini," ujar Scott.
Ebola telah menewaskan lebih dari tiga ribu warga Sierra Leone. Virus ini mulai berkembang dan menyerang sejak setahun lalu.