REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Tunisia sedang bernegosiasi untuk membebaskan 172 warga sipil yang ditahan milisi Libya. Milisi Libya menjadikan warga sipil sebagai jaminan membebaskan salah satu komandannya yang ditawan Tunisia.
Kepala Kementerian Luar Negeri Urusan Arab dan Afrika, Touhami Abdouli, Selasa (19/5), menyatakan warga Tunisia ditahan milisi yang menguasai Kota Tripoli. "Kami akan berupaya menyelesaikan persoalan ini secara politis," kata Abdouli.
Konsulat Jenderal Tunisia di Tripoli, Ibrahim Rezgui, Ahad (17/5), mengatakan telah menerima keluhan warganya terkait penangkapan. Dia menduga ada lebih dari 172 warga sipil yang ditahan oleh milisi Libya.
"Mereka ditahan di Salaheddine yang masih termasuk wilayah Tripoli. Sementara kami menerima keterangan kondisi mereka dari pihak berwenang Libya,” ujarnya.
Rezgui menambahkan, penangkapan warga sipil Tunisia merupakan bentuk pembalasan terhadap penangkapan pemimpin milisi Libya, Walid el-Kilbi. "Pihak berwenang Tunisia sedang menyelidiki el-Kilbi. Jika pengadilan tidak menemukan apa pun dari dirinya, maka dia akan dibebaskan,” lanjutnya.
Libya telah didera oleh konflik sejak 2011, usai penggulingan Moamar Kadhafi. Hingga saat ini, pemerintah dan milisi saling bersaing untuk berebut kekuasaan di Libya.