REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pembacaan Alquran yang dilantunkan dengan nada atau langgam tertentu pernah dipopulerkan di Parsi, Iran.
"Kemudian gaya pembacaan itu berkembang menjadi tujuh seni membaca Alquran, yaitu bayati, nahawand, shaba, rast, shika, hijaz, dan jiharka," papar dosen ilmu tafsir Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta Jauhar Azizy, Selasa (19/5).
Dalam ketujuh varian gaya pembacaan Alquran tersebut, lanjutnya, terdapat tingkatan dan jenis nada yang berbeda-beda pula.
Ia pun menilai, tidak ada masalah dengan pembacaan Alquran menggunakan langgam Jawa.
Namun, dengan syarat, pembacaan tetap memperhatikan tajwid, artikulasi huruf, dan hukum bacaan yang semestinya.
Polemik pembacaan Alquran menggunakan langgam Jawa yang dibacakan M. Yasser Arafat mencuat setelah peringatan Isra' Mikraj di Istana Negara pada Jumat (15/5) pekan lalu.