Rabu 20 May 2015 13:54 WIB

Panglima TNI: Kisruh Politik Hanya di Tingkat Elite

Panglima TNI Jenderal Moeldoko (tengah).
Foto: Antara
Panglima TNI Jenderal Moeldoko (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko menyebut, secara umum stabilitas politik Indonesia kondusif. Menurutnya, kekisruhan terjadi hanya di tingkat elite.

"Kisruh hanya di tataran elite atau pimpinan partai politik yang bersengketa soal kepenguran, kalau di tingkat bawah sangat kondusif," katanya di Bengkulu, Rabu (20/5).

Saat menyampaikan kuliah umum kepada sekitar 1.500 orang mahasiswa dari berbagai kampus di Provinsi Bengkulu yang digelar di aula Universitas Bengkulu, Panglima TNI mengemukakan, stabilitas politik menjadi salah satu modal kuat membangun negara maju. Kajian para peneliti, kata dia, ada tiga stabilitas yang harus dijaga untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju. Yakni stabilitas keamanan, stabilitas politik dan stabilitas ekonomi.

Jenderal Moeldoko mengatakan dinamika politik di Tanah Air cukup kondusif. Namun ia menegaskan media massa menampilkan seolah-olah kondisi di lapangan sangat rawan.

"Padahal, hanya terjadi di lingkungan elite politik, jadi masyarakat tidak perlu terpengaruh," ujarnya, menegaskan.

Sementara stabilitas keamanan menurut dia sangat mantap, berkat kerja keras Polri. Sedangkan stabilitas ekonomi di beberapa negara, termasuk Indonesia terjadi perlambatan sangat signifikan. "Bukan hanya di Indonesia, daya beli menurun di berbagai negara termasuk Amerika, Eropa, Pakistan, India dan Cina," ucapnya.

Perekonomian global, masih kata Moeldoko, sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat hingga ke tingkat bawah, termasuk merosotnya harga komoditas pertanian yakni karet. Bahkan, proyeksi pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama sebesar 5,7 persen tidak terpenuhi, tapi hanya terealisasi 4,7 persen.

"Stabilitas ekonomi yang kurang baik saat ini jangan diperburuk dengan stabilitas politik dan keamanan yang ikut jelek," tukasnya.

Usai menyampaikan materi kuliah umum, Panglima TNI juga memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menyampaikan pertanyaan. Beberapa persoalan yang diangkat para mahasiswa antara lain rencana keterlibatan prajurit TNI untuk memperkuat KPK, hingga kiat menangkal penyebaran paham ISIS. Kunjungan Panglima TNI ke Provinsi Bengkulu berlangsung dua hari (19-20/5) dan direncanakan berlanjut ke Provinsi Sumatra Barat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement