REPUBLIKA.CO.ID, RAMADI -- Pasukan keamanan Irak pada Selasa (19/5), mengerahkan tank dan artileri di sekitar wilayah Ramadi. Pengerahan dalam upaya merebut kembali Ramadi dari tangan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Setelah jatuhnya Ramadi pada Ahad (17/5), milisi Syiah telah bersekutu dengan militer Irak. Mereka bergerak ke markas terdekat dengan Ramadi, untuk bersiap melakukan serangan balasan. Pejabat pemerintah juga mendesak warga Ramadi untuk bergabung dengan polisi dan tentara merebut kembali kota.
Sementara itu saksi mata mengatakan, ISIS telah membuat posisi pertahanan dengan meletakkan ranjau darat. Militan juga mendatangi rumah-rumah warga, untuk mencari anggota polisi dan tentara bersenjata.
ISIS menurut saksi, berjanji akan memberlakukan hukum Syariah di kota tersebut. Mereka juga merilis sekitar 100 tahanan dari pusat penahanan kontra-terorisme di kota.
Salah seorang warga Saed Hammad al-Dulaimi mengatakan, ISIS menggunakan pengeras suara mendesak orang-orang yang memiliki kerabat di penjara untuk berkumpul ke masjid utama di pusat kota. Sejumlah laki-laki bergegas ke masjid untuk menjemput kerabat mereka yang menjadi tahanan.
Dulaimi menambahkan, ISIS juga menggunakan crane untuk mengangkat dinding bekas ledakan yang tergeletak di jalan-jalan. Mereka juga menurut Dulaimi menggunakan buldoser untuk menyekop pasir hambatan yang dibangun pasukan keamanan sebelum melarikan diri.
"Saya pikir mereka sedang mengambil hati warga di Ramadi," ujar Dulaimi.
Warga lain Jasim Mohammed yang memiliki toko pakaian perempuan mengatakan, anggota ISIS memintanya untuk tak menjual lagi pakaian. Ia diperbolehkan berjualan jika pakaian tersebut merupakan pakaian muslimah.
"Saya harus menurunkan manekin dan mengganti cara menampilkan pakaian untuk dijual," katanya. ISIS juga menjanjikan makanan, obat-obatan dan dokter pada warga.