Kamis 21 May 2015 07:08 WIB

Harga Pertalite Diminta tak Mahal

 Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak Premium di SPBU di Jakarta, Ahad (1/3).
Foto: Prayogi/Republika
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak Premium di SPBU di Jakarta, Ahad (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO --Pemerintah diminta tidak membandrol bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite terlalu tinggi. Sehingga masyarakat mampu menjangkaunya.

"Bagi saya BBM pengganti premium sah-sah saja, namun harus ada dua syarat utama yang harus dipenuhi yaitu harga dan kontinuitas ketersediaan di pasar," kata Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Dr Joubert Maramis di Manado, Kamis (21/5).

Dari sisi harga, katanya, sebaiknya harga pertalite sama dengan premium. Namun hal ini tidak hampir mustahil karena harga pokok produksinya relatif lebih tinggi dari premium dan pasti pemerintah tidak ingin memberikan subsidi. "Jadi jalan tengahnya adalah harga pertalite jangan terlalu tinggi," jelasnya.

'Dijelaskannya, selisih di bawah Rp 300 dengan premium masih logis dan tidak akan terlalu berdampak pada keresahan masyarakat. Kedua, pertalite harusnya dijamin ketersediaan jumlah dan distribusi di Indonesia oleh pemerintah.

"Kalau penggantian premium dengan pertalite didasari pada argumen rasional seperti tidak fluktuatif harga di pasar dunia dan supply di dalam dan luar negeri banyak, serta harga tidak terlalu tinggi dan membuat mesin lebih awet maka bagi saya hal ini sah-sah saja dilakukan," jelasnya.

Namun, katanya, jika ada unsur lain seperti merek dagang, perjanjian-perjanjian sepihak dengan perusahaan importir atau negara pengeksport pertalite atau kepentingan golongan saja maka ini tidak bisa diterima masyarakat pastinya.

Pemerintah harus berpikir jangka panjang dan terbuka kepada msyarakat terhadap kebijakan ini, terangkan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin kebijakan ini pada masyarakat sehingga semua jelas dan rasional bagi masyarakat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement