REPUBLIKA.CO.ID, DUSHANBE -- Bonki Rushdi Tojikiston (BRT) akan mengonversi sistem operasional mereka menjadi bank syariah penuh dengan bantuan Bank Pembangunan Islam (IDB) untuk melakukan transisi.
BRT akan jadi bank Islam pertama di negeri berpenduduk delapan juta Muslim ini. Pemerintah sendiri mulai mengizinkan beroperasinya bank Islam tahun lalu setelah legislatif setuju membahas rancangan undang-undang perbankan Islam di negeri bekas jajahan Uni Soviet itu.
Dibantu anak perusahaan IDB, ICD, BRT akan mengubah sistem kebendaharaan, akuntansi, dan sistem legal mereka.
BRT memutuskan mengubah sistem mereka pada Oktober lalu melihat dukungan bank sentral yang mengajukan rancangan undang-undang perbankan Islam yang diharapkan rampung pertengahan 2015 ini.
''Ini akan membuka pintu bagi bank-bank lain yang juga ingin menjalankan usaha sesuai ketentuan syariah,'' kata Kepala Eksekutif ICD Khaled Al-Aboodi, Rabu (20/5).
Agustus tahun lalu, Bank Sentral Tajikistan menyatakan akan bekerja sama dengan IDB menyiapkan fasilitas implementasi perbankan Islam di sana.
Meski pertumbuhan keuangan Islam sangat pesat di Timur Tengah dan Asia Tenggara, hal serupa belum terlihat di negara-negara mayoritas Muslim yang pemerintahnya belum memiliki kesadaran untuk itu.
Kazakhstan, Azerbaijan dan Kyrgyzstan adalah beberapa negara Asia Tengah yang sangat membuka diri dengan perkembangan industri perbankan syariah. Negara pecahan Soviet lainnya, Rusia, juga sedang mempelajari potensi sektor ini.
Tahun lalu, ICD menandatangani kerja sama mengembangkan bisnis pembiayaan syariah di Uzbekistan dan membantu konversi Zaman Bank Kazakhstan dari konvensional menjadi syariah.