REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mempunyai cara lain untuk dapat menangkal tikus yang berkeliaran di Balai Kota DKI Jakarta. Menurutnya akan lebih baik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengadopsi kucing, dibandingkan mengeluarkan anggaran yang besar.
"Lebih baik kita (DKI) adopsi kucing saja," kata Ahok sapaan akrab Basuki di Balai Kota Jakarta, Kamis (21/5).
Adapun tikus di Balai Kota dianggap sudah banyak merugikan Pemprov DKI. Binatang pengerat ini sudah lama bersarang di gedung-gedung Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Sementara soal anggaran yang dikucurkan Rp 200 juta untuk membasmi tikus, Ahok belum mengetahui dengan jelas perihal tersebut.
"Saya gak tau kalau mereka memberikan obat-obat seperti itu (racun tikus dan lainya)," ujar Basuki.
Sebelumnya pada Ahad (17/5) tengah diadakan kerja bakti di Blok G Balai Kota Jakarta. Wakil Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat turut serta kerja bakti untuk membersihkan ruangan.
Kepala Biro Umum DKI, Agustino Dharmawan yang juga mengikuti kerja bakti mengatakan tikus tersebut sudah lama menjadi tempat bermukim. Dan untuk membasminya tidak bisa dilakukan secara setengah-setangah, melainkan harus secara masif.
"Tikus itu sejak tahun 1975 sudah ada tikus, bukan ada di biro umum sekarang saja baru ada tikus. Tikus kan bersarang dimana-mana, pembasmiannya gak bisa parsial-parisal," ujar Agustino.
Ia melanjutkan untuk anggaran membasmi tikus sudah disiapkan sejak tahun lalu. Anggaran membasmi tikus menggunakan biaya dari Biro Umum sebesar Rp 200 juta dalam setahun. "Berapa sih 200 juta dibanding dia (tikus) makanin kabel akhirnya nyebabkan kebakaran. Mendingan kita setiap tahun anggarin Rp 200 juta sampe dirasa gak perlu lagi," papar Agus.