Jumat 22 May 2015 13:41 WIB

ISIS Berhasil Kuasai Setengah Wilayah Suriah

Rep: Gita Amanda/ Red: Esthi Maharani
Kota kuno Palmyra
Foto: Wikipedia
Kota kuno Palmyra

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kini telah berhasil mengendalikan 95 ribu kilometer persegi wilayah Suriah. Itu berarti hampir setengah wilayah Suriah berada di bawah kontrol ISIS, termasuk kota kuno Palmyra.

Dilansir Aljazirah Jumat (22/5), Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris itu mengatakan, pada Kamis (21/5), ISIS kini telah mengontrol wilayah yang mencakup 14 provinsi di Suriah. Menempatkan ISIS yang berencana mendirikan kekhalifahan mengendalikan hampir setengah negara itu.

Salah seorang aktivis di Palmyra mengatakan kepada Aljazirah, ISIS mengambil kontrol penuh kota tersebut pada Rabu (20/5) malam. Saat itu menurutnya sejumlah warga mencoba melarikan diri.

"ISIS telah menyusup kota pada malam hari. Listrik mati dan kami hampir tak memiliki listrik atau air. Ada kekhawatiran di kalangan warga dan kami tak tahu apa yang terjadi selanjutnya," ungkap aktivis tersebut.

Observatorium mengatakan, ISIS juga mengontrol sebagian besar ladang gas dan minyak di Suriah. Mereka mampu menguasai dua ladang gas di sekitar Palmyra sejak mereka meluncurkan serangan ke kota tersebut. Menurut Observatorium, ISIS hanya meninggalkan ladang gas di pinggiran Homs dan al-Hasakah yang masih dikuasai pemerintah.

Sementara itu, Organisasi Kebudayaan PBB UNESCO menggambarkan Palmyra sebagai situs persimpangan sejarah antara kekaisarann Romawi, India, Cina dan Persia Kuno. Ini menunjukkan kota memiliki warisan budaya dunia yang beragam.

"Kami mungkin memiliki keyakinan berbeda, pandangan berbeda, tapi kami harus melindungi sisa-sisa sejarah manusia yang luar biasa," kata Direktr Umum UNESCO Irina Bokova.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement