Senin 25 May 2015 22:43 WIB

Surabaya Jadi Pusat Startup Berbasis Teknologi

Selama tiga hari sejak Jumat (22/5) hingga Ahad (24/5) para peserta Start Surabaya Bootcamp mempelajari berbagai hal mulai dari market validation, UI/UX, hingga go-to-market strategy.
Foto: Kibar
Selama tiga hari sejak Jumat (22/5) hingga Ahad (24/5) para peserta Start Surabaya Bootcamp mempelajari berbagai hal mulai dari market validation, UI/UX, hingga go-to-market strategy.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perkembangan teknologi di Indonesia semakin pesat dan berdampak pada pertumbuhan industri digital di tanah air. Chief Executive KIBAR (perusahaan yang konsen terhadap indutri digital) Yansen Kamto mengatakan peningkatan jumlah pengguna internet secara drastis di Indonesia membuka pasar yang sangat baik untuk pertumbuhan berbagai startup teknologi yang dibangun oleh anak muda di Indonesia.

Sebagai kota dengan tingkat ekonomi terbesar kedua di Indonesia, Surabaya memiliki peluang yang sangat baik untuk menjadi pusat perkembangan startup teknologi di Indonesia. Lebih dari 60 orang yang berasal dari 26 tim berbeda mengikuti Start Surabaya Bootcamp yang dilaksanakan di Forward Factory Coworking Space.

Kegiatan yang terbuka untuk umum ini diikuti oleh para pelaku startup yang berasal dari Surabaya, Bandung dan Yogyakarta. Mereka yang terpilih minimal sudah memiliki aplikasi, game, ataupun situs web dalam bentuk prototipe, bukan hanya memiliki ide. Program yang digagas KIBAR bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya, Intiland, Suara Surabaya, dan Enciety ini merupakan sebuah terobosan untuk menjadikan Surabaya pusat startup berbasis teknologi.

Selama tiga hari sejak Jumat (22/5) hingga Ahad (24/5) para peserta Start Surabaya Bootcamp mempelajari berbagai hal mulai dari market validation, UI/UX, hingga go-to-market strategy. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan sesi konsultasi dari para pelaku industri teknologi seperti Yansen Kamto (Chief Executive KIBAR), Dennis Adishwara (CEO Layaria.com), Mayumi Haryoto (CEO Kreavi.com), Andreas Senjaya (Badr Interactive), Dian Wulandari (MarkPlus Inc.), Kelvin Allendro (CEO Pekku), Danton Prabawanto (BeON Intermedia) dan para mentor berpengalaman lainnya.

“Saat ini tidak banyak startup teknologi yang mencoba menyelesaikan masalah dan memperhatikan pengembangan user experience. Hal itu akhirnya membuat kelangsungan dan pengembangan bisnis mereka tersendat. Program ini merupakan sebuah inisiatif untuk berbagi pengalaman, berjejaring, dan belajar untuk menguatkan pondasi dari bisnis mereka," ujar Yansen Kamto.

Menurut dia, Surabaya mulai memegang peranan penting sebagai wadah bagi para pelaku startup di Indonesia. Kekuatan ekonomi, populasi, serta akademisi di Surabaya merupakan modal yang baik agar para pelaku industri teknologi dapat memprioritaskan Surabaya sebagai tempat memulai bisnis mereka. Kami mencoba menstimulasi banyak pihak untuk berkolaborasi, hingga pada akhirnya, Surabaya dapat menjadi tolak ukur bagi pengembangan startup teknologi di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement