Selasa 26 May 2015 11:15 WIB

Kemenangan ISIS Dibesar-besarkan?

Anggota ISIS
Foto: AP Photo
Anggota ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS --  Kemenangan kelompok ekstrem ISIS di Ramadi dan Palmyra di Irak dan Suriah disebut sebagai fakta yang dibesar-besarkan.

Namun begitu, Amerika Serikat pada Senin (25/5) tetap menyalahkan pemerintah Irak yang tidak mempunyai kemauan mempertahankan Ramadi

Business Insider, menjelaskan bahwa kemenangan ISIS itu bukanlah fakta yang sebenarnya. Ada nuansa membesar-besarkan isu ISIS, baik untuk menguntungkan kelompok itu maupun untuk menarik dukungan dari negara-negara lain.

Ini berbagai alasannya;

1. ISIS disebut tidak menduduki 50 persen wilayah Suriah sebagaimana diberitakan secara masif.

Seorang ahli masalah Suriah, Jennifer Cafarella mengatakan bahwa daerah yang diklaim dikuasai ISIS itu sebagian besar adalah gurun pasir dengan penduduk yang sedikit. Pemerintah di Suriah masih menguasai daerah dengan jumlah penduduk lebih banyak.

Di gurun pasir yang luas itu, pasukan mana saja dapat merengsek masuk karena militan ISIS hanya berada di wilayah yang berpenduduk. Pasukan rezim Suriah dapat kapan saja menguasai daerah itu, mengingat ISIS tidak mempunyai pasukan defensif.

2. Di daerah gurun tersebut, sangat wajar bila ISIS tidak terbendung, karena pemerintah Suriah dan kelompok oposisi lainnya lebih memilih menguasai daerah-daerah yang padat penduduk.

3. ISIS tidak mempunyai kemampuan administrasi menyeluruh di semua daerah yang diklaim dikuasai.

4. Kasus yang sama terjadi di Libya. ISIS dilaporkan menguasai Sirte, padahal mereka tidak menguasai sepenuhnya daerah itu.

"Tempat yang disebut dikuasai oleh mereka, sebenarnya masih dikuasai kelompok lain," kata Daveed Gartenstein-Ross, pengamat lain kepada Business Insider.

"ISIS tidak menguasai sebuah kota dan menjalankan pemerintahannya sepenuhnya di sana."

5. Klaim bahwa ISIS menguasai sebuah daerah di Libya adalah propaganda ISIS.

6. Pemberitaan yang membesar-besarkan kemampuan ISIS disebut hanya akan menguntungkan kelompok ekstrem ini. Diperkirakan, hal inilah yang memicu dan meyakinkan kelompok teror lain seperti Boko Haram untuk mengumumkan kesetiaan mereka kepada ISIS, Maret lalu.

7. ISIS memang mempunyai kemampuan tempur dalam kelompok kecil. Sengaja dibuat mobile untuk mengelabui serangan udara.

Mereka hanya ingin menyerang unit-unit militer Irak dan Suriah yang dianggap lengah, lemah dan mudah ditaklukkan. Kelompok ini tidak mempunyai tentara untuk perang besar-besaran. Buktinya, di Kobane dan Tikrit, ISIS berhasil diusir oleh kelompok Kurdi dan pasukan Irak.

"Saya mengira kemampuan mereka (ISIS) tidak seharusnya dibesar-besarkan dibanding kekuatan lawan mereka," kata Gartenstein-Ross.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement